GARUT, iNews.id - Gejala awal dari peristiwa longsor yang menimbun areal persawahan Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, telah terdektsi sejak 7 bulan lalu. Bencana tanah longsor persawahan Blok Mandala Cipancur-Talun Kampung Cibentang itu dipicu oleh retakan tanah akibat erosi.
"Erosi tersebut mengakibatkan penurunan permukaan tanah. Kronologi ini terjadi sejak September 2021, karena saat itu penurunan tanah terjadi," kata Kepala Desa Sanding Heri Supriadi kepada wartawan, Selasa (5/4/2022).
Kondisi retakan dan penurunan permukaan tanah itu, kata dia, semakin parah setelah kawasan itu diguyur hujan dengan intensitas yang sangat tinggi. "Curah hujan yang sangat tinggi secara terus menerus mengakibatkan bencana longsor tersebut," ujarnya.
Longsor yang terjadi pada pukul 06.00 WIB itu setidaknya mengakibatkan lahan sawah seluas 3 hektare tertimbun material tanah. Tidak hanya sawah milik warga, saluran irigasi yang berfungsi untuk mengairi lahan pertanian pun ikut tertimbun.
"Setelah melakukan pengecekan, tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor tersebut. Untuk menghindari bencana susulan, lokasi lahan sudah dilakukan penutupan dari aktivitas masyarakat," tutur Herri Supriadi.
Diberitakan sebelumnya, bencana tanah longsor di kawasan pertanian pada Selasa (5/4/2022) pagi itu, nyaris membuat tiga warga menjadi korban. Saat bencana terjadi, para korban sedang bertani di sawah.
Tiga warga yang berhasil selamat itu adalah Suhanda (52) warga Kampung Nagrak, Desa Sanding; Sumarni (57) warga Kampung Nagrak, Desa Sanding; dan Ruhiyah (71) warga Kampung Saktijaya, Desa Sanding.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait