CIMAHI, iNews.id - Penyakit diare menjadi salah satu penyakit yang rentan dialami oleh masyarakat di Kota Cimahi. Selain karena rendahnya penerapan pola hidup bersih dan sehat, perilaku buang air besar (BAB) sembarang juga jadi salah satu faktor pemicu.
Dinas Kesehatan Kota Cimahi mencatat, pada tahun lalu, 2020, total 4.588 warga Kota Cimahi yang dilaporkan menderita diare. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.530 di antaranya adalah balita.
"Tahun lalu, kasus penyakit diare cukup tinggi dan yang menyerang balita juga banyak," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi Romi Abdurahkman, Rabu (14/4/2021).
Secara umum, kata Romi, penyebab diare memang ada dua yakni infeksi dan non infeksi. Untuk infeksi bisa saja karena virus, bakteri, amoeba dan parasit lain seperti cacing. Sementara untuk noninfeksi bisa dikarenakan intoleransi makanan, alergi, hingga keracunan.
Namun khusus untuk kasus pada anak, biasanya disebabkan oleh virus. Untuk di tahun ini, sampai pertengahan April sudah tercatat ada 120 balita yang dilaporkan terserang diaere. Sementara secara total ada 442 kasus diare yang menyerang semua kalangan.
Disinggung soal perilaku BAB sembarangan, ujar Romi, biasanya kuman yang dibuang itu akan mengalir bersama kotoran melalui air. Bahayanya, jika air yang sudah terkontaminasi itu digunakan masyarakat, maka kumannya menular.
Apalagi penularan diare kebanyakan dari air yang tercemar dikarenakan adanya bakteri ekoli. Oleh karena itu, dirinya menyarankan agar jarak antara jamban dengan pembuangan itu minimal 10 meter. Tujuannya, agar air yang tercemar oleh buang hajat itu tak mengalir ke sumur atau aliran sungai.
"Kalau kadar ekolinya di air tinggi dan terkonsumsi bisa menyebabkan diare, walaupun bisa juga dipicu karena faktor lain," ujarnya.
Editor : Agus Warsudi
buang air besar BAB sembarang cimahi kota cimahi sakit diare diare penyakit diare sakit demam dan muntaber
Artikel Terkait