Peringatan Hari Jantung Sedunia atau World Heart Day (WHD) 2023 tingkat Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (28/9/2023). (Foto: Istimewa)

BANDUNG, iNews.id - Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Jawa Barat menyatakan, prevalensi penyakit jantung di wilayahnya cukup mengkhawatirkan. Sebab, secara hitungan, angkanya lebih tinggi dibanding dengan nasional.

Ketua YJI Cabang Jabar, Komar Hanif mengatakan, prevalensi penyakit jantung Jabar saat ini berada di angka 1,6 persen. Sedangkan untuk nasional mencapai 1,5 persen dari jumlah penduduk.

"Itu urutannya nomor 16 se-Indonesia, Jawa Barat. Tapi untuk kasus penyakit jantung koroner, Jawa Barat nomor 1 malahan. Tertinggi se-Indonesia," kata Komar usai menghadiri peringatan Hari Jantung Sedunia atau World Heart Day (WHD) 2023 tingkat Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (28/9/2023).

Melihat fakta tersebut, Komar menilai, masyarakat sangat penting untuk mendapatkan edukasi terkait penyakit jantung. Terlebih, pertolongan pertama bila terjadi henti jantung sangat penting dimiliki.

"Di Jawa Barat ini uniknya nomor satu terjadi penyakit jantung koroner," ujar Komar.

Komar menyebut, jika masyarakat sudah diedukasi, sudah pasti akan menyebarkannya ke masyarakat lainnya. Pasalnya, tak sedikit masyarakat yang belum mengetahui penanganan kejadian henti jantung.

"Kalau terjadi di masyarakat, mereka harus tahu. Jangan sampai mereka gak tahu apa-apa. Sehingga mereka diberi pengetahuan juga dan peningkatan kemampuan bagaimana memberikan pertolongan pertama pada henti jantung," ucap Komar.

Sementara itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (Perki) Kota Bandung, Badai Bhatara Tiksnadi mengemukakan, tren penyakit jantung saat ini terus meningkat. Bukan hanya di negara maju, penyakit ini pun semakin naik di negara berkembang. 

Selain itu, lanjut Badai, banyak kasus penyakit jantung dimulai di usia yang lebih muda. Dulunya, yang biasa terkena penyakit jantung berusia 40 tahun, namun kini bisa terjadi di usia 30 tahun. Oleh karenanya, pencegahan penyakit jantung harus lebih dini dilakukan dan jangan sampai menunggu itu terjadi.

"Konsep mencegah itu penting. Tentu tidak mungkin kita bisa secara efektif yah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, bahkan harus melibatkan masyarakat," tutur Badai.

Badai menambahkan, akar penyakit jantung ini satu di antaranya dari gaya hidup yang tidak sehat misalnya merokok, kurang olahraga, dan banyak main handphone.

"Karena diam saja (main HP), tidak bergerak kan. Kalau kita bergerak, darah mengalir, pembuluh darah akan jadi bagus. Kolestrol tidak akan membandel," ucapnya.

Masih di tempat yang sama, Ketua Pelaksana Hari Jantung Sedunia 2023, Arnita Sari mengatakan, antusiasme masyarakat dalam peringatan HWD 2023 cukup tinggi.

Sekitar 3.000 masyarakat pun ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan seperti jalan sehat, parade kostum unik, edukasi Menari (Meraba Nadi Sendiri) dan praktik memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang benar pada orang yang mengalami henti jantung.

"Acara ini dipersembahkan untuk masyarakat Indonesia secara umum dan khususnya warga Bandung sekaligus mengedukasi kepada masyarakat agar dapat melakukan tindakan pencegahan penyakit terkait jantung," kata Arnita.


Editor : Asep Supiandi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network