BANDUNG, iNews.id - Endapan bencana longsor tsunami pulau Anak Krakatau diteliti tim peneliti tiga negara. Ketiga negara yang terlibat penelitian dari Indonesia, Amerika dan Inggris ini ingin mendapatkan gambaran lebih baik untuk mitigasi bencana tsunami di kawasan tersebut.
Dari Indonesia, tim terdiri atas Peneliti dan Volkanolog ITB Dr Mirzam Abdurrachman dengan tim peneiliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Kolaborasi para ilmuwan tersebut dilakukan dalam rangka mempelajari endapan bencana longsor tsunami pulau vulkanik Anak Krakatau segera setelah kejadian dengan menggunakan peralatan akustik modern.
Tim yang diketuai oleh Dr. James Hunt dari National Oceanography Center (NOC) itu telah menghasilkan hasil survei lautan pertama dari longsor 22 Desember 2018 di Anak Krakatau, di Indonesia, yang menciptakan tsunami senyap mematikan yang melanda pesisir selatan Sumatera dan Barat Jawa.
"Pada Agustus 2019, tim multinasional lintas disiplin ini memetakan dasar laut di kaldera Krakatau. Survei menggunakan sonar untuk memetakan permukaan dasar laut, sedangkan metode refleksi seismik digunakan untuk melihat ke bawah dasar laut," ujar Dr. Mirzam Abdurrachman dalam siaran persnya, Selasa (18/5/2021).
Dia menjelaskan, penelitian ini menunjukkan deposit bawah laut yang besar dari longsor Anak Krakatau 2018 dan struktur internalnya, serta menunjukkan ukuran utuh dan cara bagaimana deposit tersebut diendapkan di dasar laut. Temuan ini telah dipublikasikan di jurnal prestisius Nature Communications dalam sebuah paper berjudul:
“Megablocks on the seafloor reveal that half of Anak Krakatau island collapsed into the sea to cause the 2018 Sunda Strait tsunami, Indonesia”.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait