Bunda Forum Anak Daerah Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil. (Foto: Dokumentasi)

BANDUNG, iNews.id - Bunda Forum Anak Daerah Jabar Atalia Praratya membantah tudingan netizen bahwa dirinya menutup-nutupi kasus pemerkosaan belasan santriwati yang dilakukan Herry Wirawan, oknum guru atau uztaz sekaligus pimpinan pondok pesantren di Kota Bandung. Tudingan muncul karena Atalia sudah tahu kasus ini sejak Mei 2021 lalu tetapi tidak memublikasikannya.

Belakangan, pernyataan Atalia tersebut dinilai banyak pihak, khususnya warganet sebagai upaya untuk menutupi kasus tersebut. Atalia pun mengaku, memahami reaksi warganet atas sikap pihaknya itu. 

Atalia mengatakan, tidak pernah menutup-nutupi kasus kekerasan seksual yang dialami belasan santriwati hingga hamil dan melahirkan itu. "Sesungguhnya saya sangat memahami kemarahan netizen terhadap kondisi ini," kata Atalia dalam keterangan resmi, Senin (14/12/2021).

Atalia pun memberikan klarifikasi atas tudingan tersebut. Pertama, kata Atalia, Polda Jabar, UPTD PPA Jabar, P2TP2A kota/kabupaten, kejaksaan tinggi, LPSK, dan lain-lain telah bekerja secara profesional sejak kasus ini pertama kali terungkap.

"Penjangkauan, pemeriksaan, pendampingan, trauma healing, dan lainnya bagi korban dan proses hukum bagi pelaku sudah dilakukan. Bahkan, saat ini, persidangan telah digelar untuk yang keenam kalinya. Untuk itu, saya menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya," ujar Atalia. 

P2TP2A, tutur Atalia, menghindari predikat pahlawan kesiangan ataupun cari sensasi. P2TP2A Jabar memilih fokus pada pemulihan kondisi para korban, terutama sisi psikologinya. 

"Saya tidak menutupi kasus ini dari media maupun publik. Tidak mengekspos bukan berarti menutupi. Sebagai Bunda Forum Anak Daerah Jabar, tugas saya memastikan para korban usia anak ini mendapat haknya dan perlindungan terbaik sesuai Undang-undang Perlindungan Anak. Fokus pada solusi bukan sensasi," tuturnya.

Istri Gubernur Jabar Ridwan Kamil ini pun menyayangkan gencarnya pemberitaan di media massa, termasuk media sosial terkait kasus tersebut. Hal itulah yang dikhawatirkan P2TP2A. 

"Karena tiba-tiba ada banyak pihak yang berusaha mencari identitas dan mendekati para korban atau orang tuanya untuk menggali cerita mereka, mengusik kembali hidup mereka," ucap Atalia.

Atalia meminta semua pihak memperhatikan kondisi psikologi para korban dan orang tuanya. Ada lima korban yang belum sekolah dan tiga korban dikeluarkan dari sekolah karena diketahui telah memiliki anak. 

"Kondisi mereka yang awalnya sudah mulai menerima keadaan, kini kembali cemas dan trauma. Bahkan, ada yang ingin keluar dari sekolah dan pindah dari kampung halamannya," ujarnya.

Menurut Atalia, perlindungan bagi korban, termasuk dari pemberitaan sangat penting agar korban-korban pada kasus serupa lainnya berani melapor.

"Sampai saat ini saya telah berkoordinasi dengan banyak pihak, memastikan langkah cepat dan paling aman agar para korban dibawah umur ini mendapatkan hak periindungan sesuai dengan undang-undang perlindungan anak, memastikan masa depannya, pendidikannya serta pengakuan hukum atas bayi yang dilahirkannya," tutur Atalia. 

Atalia juga mengajak semua pihak, baik masyarakat maupun media massa, untuk bersama-sama saling membantu memberikan rasa aman kepada korban dengan fokus terhadap hukuman berat bagi pelaku Herry Wirawan. Sehingga, perbuatan biadab seperti ini tidak terjadi lagi.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network