Sebanyak sembilan saksi dan tiga saksi ahli telah dimintai keterangan oleh penyidik terkait kasus ini. Tersangka telah melanggar UU RI Nomor 3 tahun 2014 Tentang Perindustrian, UU RI Nomor 7 tahun 2014 Tentang Perdagangan, UU RI Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.
"Tentang perindustrian ancaman hukumannya pidana penjara 5 tahun dan denda Rp3 miliar, tentang perdagangan pidana penjara Rp5 tahun dan denda Rp5 miliar, tentang perlindungan konsumen pidana penjara Rp5 tahun dan denda Rp2miliar," tutur Kabid Humas.
Direktur Ditreskrimsus (Dirreskrimsus) Polda Jabar Kombes Pol Ade Sapari mengungkapkan, tersangka K telah memiliki pengalaman untuk memproduksi minyak goreng sawit untuk dijual. Tersangka K sebelumnya berkerja di perusahaan yang memproduksi minyak goreng sawit legal sebagai komisaris.
"Yang sudah dia produksi kurang lebih 44 ton dan kemudian diedarkan ke pengecer dengan harga di atas HET Rp15.700 sampai Rp16.000. Keuntungan yang dia dapat selama sebulan Rp266 juta. K baru beroperasi baru satu bulan," kata Kombes Ade
Menurutnya, botol yang diisi oleh minyak sawit tersebut penuh hingga 1 liter sesuai ketentuan. Namun tersangka mengisi botol di bawah 1 liter, dijual menggunakan merek Minyak Kita dengan harga di atas harga normal.
"Tersangka K sudah berpengalaman di perusahaan legal sebelumnya. Sehingga dia memiliki mesin-mesin untuk mengisi minyak ke dalam kemasan. Dia juga membuat kardus bertuliskan Minyak Kita. Minyak Kita ilegal buatan K didistribusikan di Kabupatne Subang dan sekitarnya," katanya.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait