Idad menjelaskan, hasil pemeriksaan dua orang yang menderita gatal-gatal dan sesak napas itu ternyata sudah beberapa kali memeriksakan diri ke Puskesmas Jayamekar. Mereka diketahui tinggal di wilayah industri pertambangan batu kapur.
Berdasarkan pengamatan, tambang batu kapur itu aktif beroperasi setiap hari. Polusi udara berupa debu tebal di permukiman tersebut selalu terlihat menyelimuti, terlebih saat mesin produksi beroperasi. Namun DLH belum bisa menyimpulkan seberapa bahaya polusi udara tersebut.
"Kita harus pastikan, bagaimana lingkungan dan riwayat kesehatan kedua warga tersebut. Apakah memiliki alergi atau bagaimana, jadi belum bisa menyimpulkan," kata dia.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait