Gubernur Jabar Ridwan Kamil memimpin apel kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (23/11/2021). (Foto/Agung Bakti Sarasa)

BANDUNG, iNews.id - Di balik keindahan alam Jawa Barat yang sangat luar biasa, terkandung potensi kebencanaan tinggi. Berdasarkan catatan,  setiap tahun terjadi 1.500-2.000 bencana di Jawa Barat. 

"Mayoritas adalah bencana hidrologis rata-rata dari Jabar tengah ke utara sifatnya banjir, Jabar tengah ke selatan sifatnya longsor," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat memimpin apel kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana di halaman Gedung Sate Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (23/11/2021). 

Dalam apel tersebut, Ridwan Kamil memastikan kesiapan personel, termasuk peralatan dan logistik untuk mengantisipasi potensi bencana yang terjadi di Jabar menyusul tingginya curah hujan belakangan ini. 

"Tadi sudah dilihat bahwa Jabar pasukan kebencanaannya sangat siap. Ada peralatan baru, dapur umum yang canggih dari Kodam melengkapi dapur umum yang ada dari berbagai institusi, termasuk kepolisian, Basarnas Bandung, Dinsos Jabar dan lainnya. Kemudian, kami ada peralatan mengubah air sungai layak minum jika di titik kebencanaan butuh air bersih memadai," ujar Ridwan Kamil.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tutur Ridwan Kamil, juga sudah mengeluarkan peringatan bahwa musim hujan akan terjadi hingga Januari 2022 dimana sesekali akan terjadi hujan yang sangat ekstrem. 

Sehingga, sejak Oktober 2021 lalu, pihaknya sudah menetapkan status siaga satu bencana di seluruh wilayah Jabar. "Per hari ini dari Oktober sudah disampaikan siaga satu, sudah ada 500-an laporan kebencanaan dan mudah-mudahan tahun ke tahun jumlahnya semakin sedikit dan kami bisa fokus membangun Jabar lebih baik," tutur Gubernur Jabar. 

Disinggung daerah rawan bencana di Jabar, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, kawasan selatan Jabar, mulai dari Garut, Cianjur, Sukabumi, kini menjadi fokus perhatian karena potensi bencana di daerah itu cukup tinggi. 

Pemprov Jabar juga memberikan perhatian khusus terhadap Kabupaten Bogor yang menjadi wilayah paling rawan bencana di Jabar. "Tanggal 30 seluruh bupati dan wali kota akan saya kumpulkan di Bogor dan Depok, salah satu poinnya mengevaluasi respons terhadap potensi kebencanaan. Intinya, kami sangat siap menolong warga terkena bencana, peralatan sudah lengkap," ucap Kang Emil.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Dani Ramdan mengakui bahwa banjir dan longsor merupakan bencana yang paling rawan terjadi selama musim hujan di Jabar. 

"Pertama longsor karena memang kondisi Jawa Barat ini sangat banyak kecuraman, kedua banjir karena aliran sungainya paling banyak dan intensitas hujan paling tinggi," kata Kepala Pelaksana BPBD Jabar. 

"Kita punya dokumen kajian resiko yang selalu di-update setiap tahunnya, di.situ terdapat peta-peta rawan bencana yang mutakhir dan menjadi rekomendasi untuk instansi terkait maupun masyarakat," ujar Dani Ramdan. 

BPBD Jabar, tutur Dani, memprediksi, puncak potensi bencana di Jabar bakal terjadi pada  Januari sampai Februari 2022. Menghadapi pontensi bencana tersebut, BPBD Jabar bersama sejumlah intansi lainnya menyiagakan personel sejak Oktober 2021 sampai April 2022 mendatang. 

"BPBD siap siaga dan mengaktivasi posko 1x24 jam 7 hari dalam seminggu di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat," tutur Kapala Pelaksana BPBD Jabar. agung bakti sarasa 


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network