KARAWANG, iNews.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi dikepung ratusan pedagang Pasar Rengasdengklong, Kabupaten Karawang. Peristiwa itu terjadi saat Dedi Mulyadi mengecek harga kebutuhan pokok masyarakat menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).
Saat tiba di Pasar Rengasdengklok, Kang Dedi dikepung pedagang dan pengunjung. Selain ingin berfoto bersama, pedagang justru curhat terkait relokasi.
Mereka mengeluhkan rencana relokasi yang akan dilakukan Pemkab Karawang. Para pedagang bersedia direlokasi namun keberatan dengan harga kios di pasar baru yang dinilai terlalu mahal.
“Pindah mah gak apa-apa, tapi mahal pisan, Pak. Belum lagi di sana tempatnya kecil,” kata seorang ibu pedagang cabe dan bawang.
Selain itu, ujar dia, para pedagang juga mengeluhkan lokasi pasar di tengah areal persawahan. Sementara pasar yang saat ini mereka tempati berada di pusat keramaian dan dikelilingi permukiman.
“Kalau di sini kan sesepi-sepinya dagang tapi ada aja orang yang belanja. Kalau di sana itu udah tempatnya kecil, mahal, terus jalannya irigasi, belakangnya sawah,” ujar dia.
Saat ditanya soal harga kios di pasar yang baru, ibu tersebut menyebut awalnya tidak dimintai uang alias tanpa DP. “Tapi pas saya daftar tetap harus ada Rp13,5 juta, terus cicilannya berat, tempatnya kecil hanya 1,5 meter. Kalau di sini kios saya ukuran 4x4 meter,” tuturnya.
Ibu itu menceritakan awalnya tidak ada niat pedagang untuk ricuh dan menolak pemindahan. Namun hal itu terjadi lantaran pemerintah tidak mendengar aspirasi dari pedagang. “Sekarang juga dagangnya sedikit, pak. Soalnya kalau bawa banyak, takut tiba-tiba dibeko (digusur),” ucapnya.
Setelah mendengarkan curhat pedagang, Kang Dedi pun melanjutkan kegiatan mengecek stok dan harga daging. Di sini pun, para pedagang justru curhat soal rencana relokasi ke pasar baru.
“Kami setuju direlokasi, tapi kita keberatan soal harga. Terus di sana pekerjaan (pembangunan) belum selesai semua. Siap direlokasi tapi jangan terlalu mahal. Kemudian semua fasilitas sudah selesai,” kata penjual daging tersebut.
Bapak itu menyatakan, seharusnya pemerintah bisa memberikan subsidi yang meringankan pedagang. “Masa rumah aja ada perumahan subsidi, harusnya kios di pasar juga ada,” ujarnya.
Setelah memastikan harga dan stok daging aman, Kang Dedi mengecek ke pedagang sayuran. “Mudah-mudahan bisa dinegosiasikan dan ada jalan keluar, sehingga pasar jadi bersih, pedagang bisa berdagang dengan cicilan yang tidak memberatkan,” kata Kang Dedi.
Seusai melakukan pengecekan, Kang Dedi berpesan kepada seluruh pedagang agar jangan lagi ada konflik. Segala permasalahan bisa dibicarakan dengan kepala dingin.
“Terpenting gak boleh ada konflik lagi ya. Semua bicara dengan kepala dingin, tidak boleh ada konflik,” ujar Kang Dedi.
“Siap,” teriak para pedagang.
Terkait kegiatannya di Pasar Rengasdengklok, Kang Dedi sebagai wakil rakyat yang salah satu Dapil-nya Kabupaten Karawang berharap pemerintah bisa mengakomodir seluruh aspirasi pedagang.
"Solusinya karena ini sudah berjalan pembangunannya, satu tuntaskan pembangunan pasar dengan baik, keduanya bisa menggunakan pola subsidi untuk pedagang, jadi pedagang yang pindah diberi bantuan modal usaha untuk pembelian kios atau subsidi terhadap pembangunan sehingga kios terjangkau,” tuturnya.
Kang Dedi mengatakan, semua permasalahan bisa dibicarakan dan dicari solusinya. Pemkab Purwakarta pasti memiliki kemampuan secara anggaran untuk mendorong ekonomi rakyat kecil agar tetap tumbuh.
Jangan sampai para pedagang dipaksa pindah dengan harga kios yang mahal. Hal tersebut justru merugikan banyak pihak, termasuk masyarakat sebagai konsumen pasar.
“Nanti pedagang malah jual barang dengan keuntungan tinggi untuk kepentingan bayar kios. Harga melonjak sehingga konsumen banyak dirugikan. Semoga masalah cepat selesai,” ucap Kang Dedi.
Editor : Agus Warsudi
dedi mulyadi pedagang pasar pedagang pasar mengamuk pedagang pasar tradisional Kabupaten Karawang
Artikel Terkait