PURWAKARTA, iNews,id - Keberadaan burung kuntul atau manyar sebagai salah satu rantai makanan di areal persawahan kini sudah mulai jarang terlihat. Padahal keberadaan burung ini dapat menanggulangi serangan keong mas yang merupakan hama perusak tanaman padi.
Belum lama ini Kang Dedi tidak sengaja menemukan seorang pedagang yang memperdagangkan burung kuntul. Pedagang tersebut membawa puluhan burung berwarna putih dalam satu kandang yang dibawa di atas motor.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu menghentikan pedagang burung tersebut. Menurut si pedagang, burung tersebut dibeli dari luar Purwakarta untuk dijual kepada warga sebagai peliharaan. “Ini beli dari Pucuk, di Pedes,” kata pedagang.
“Itu kan harusnya tetap di habitatnya. Kalau terus diambilin, habitatnya akan habis,” ujar Kang Dedi dalam rilis yang diterima iNews.id, Senin (28/2/2022).
“Ini kan anaknya,” timpal si pedagang.
“Ya anaknya juga jangan diambilin. Biarkan mereka berkembang,” tutur mantan Bupati Purwakarta dua periode itu.
Menurut Kang Dedi, jika burung kuntul terus diburu, habitat dan ekosistem akan rusak karena rantai makanan terputus. Kang Dedi teringat pernah memborong semua burung kuntul yang dijual oleh pedagang tersebut.
“Kalau gak salah dulu saya beli itu semua pas di Tajug Gede. Semuanya sudah saya lepas ke habitatnya,” ucap Kang Dedi.
Singkat cerita, Kang Dedi pun kembali memborong semua burung kuntul tersebut bersama kandangnya. Dia berharap pedagang tersebut tidak kembali berjualan burung kuntul dan beralih profesi.
Kang Dedi tak ingin burung kuntul terus menjadi objek yang diperjualbelikan. Sebab jika itu terus terjadi, satu rantai makanan akan terputus dan menyebabkan populasi hewan lain, terutama hama, meningkat sehingga merusak ekosistem.
“Kalau terus dijualin, akan habis. Kalau habitatnya hilang, ekosistem mati. Karena satu rangkaian makanan hilang muncul hama. Allah sudah menciptakan keseimbangan. Saya beli semua itu untuk diamankan, dikembalikan ke habitatnya. Kasihan,” ujar Kang Dedi Mulyadi.
Editor : Agus Warsudi
dedi mulyadi burung kuntul Burung Manyar tempua dampak lingkungan isu lingkungan lingkungan Kelestarian lingkungan bupati purwakarta purwakarta Kabupaten Purwakarta
Artikel Terkait