JAKARTA, iNews.id - "Bertempur dengan senjata itu hal biasa. Tetapi bagaimana memenangi pertempuran tanpa darah dan berhasil mencapai tujuan operasi adalah ilmu tertinggi". Kata-kata Danjen Kopassus Mayjen TNI Mohamad Hasan ini menjadi bagian akhir dari sampul buku 'Kopassus untuk Indonesia' Profesionalisme Prajurit Kopassus.
Buku Kopassus jilid II terbitan 2021 ini diluncurkan bertepatan dengan Hari Pahlawan. Buku ini berisi operasi-operasi yang dilakukan Kopassus sejak 1950-an. Sejarah Kopassus, sosok-sosok penting di setiap keberhasilan operasi Kopassus, termasuk juga kegiatan Kopassus nontempur.
"Ilmu yang paling tinggi dalam perang itu adalah bagaimana memenangkan pertempuran tanpa mujizat," ujar Jenderal TNI bintang dua yang menjadi pemimpin Korps Baret Merah dikutip dari Kopassus.mil.id, Sabtu (13/11/2021).
Hasan merupakan jenderal TNI bintang dua lulusan Akmil 1993 yang lahir dan besar dari pasukan elite TNI AD tersebut. Selepas dari Lembah Tidar, Magelang, Hasan ditugaskan sebagai Komandan Unit Grup 1/Para Komando Kopassus yang bermarkas di Serang, Banten.
Kariernya terus terbangun dengan menjabat berturut-turut sebagai komandan peleton, komandan kompi hingga kasi intel di Grup 1/Para Komando Kopassus.
Setelah itu dia dipercaya sebagai Komandan Batalyon Infanteri Raider Khusus 114/Satria Musara (2009-2011). Hasan selanjutnya dipromosikan untuk memegang jabatan di teritorial sebagai Komandan Kodim 0104/Aceh Timur (2011-2013). Tak lama 'di luar', Hasan pulang kampung ke Korps Baret Merah.
Dia dipercaya untuk menjabat Wakil Asisten Personel Komandan Jenderal Kopassus (2013) dan Wakil Komandan Grup 2/Sandi Yudha Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura (2013-2014). Dari Solo, karier Hasan makin melesat. Dia dipercaya menjadi Asrena Paspampres (2014-2016) dan selanjutnya Komandan Grup A Paspampres (2016-2018).
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait