SUKABUMI, iNews.id - Ribuan nelayan di Pantai Ujunggenteng, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi takut melaut untuk mencari ikan akibat cuaca esktrem yang memicu gelombang tinggi 2 hingga 3 meter. Kondisi cuaca buruk membahayakan keselamatan para nelayan.
Bahkan, belum lama ini, puluhan kapal nelayan di Pantai Ujunggenteng, tepatnya di TPI Ujunggenteng hingga Pangumbangan rusak setelah diterjang gelombang.
Ketua Rukun Nelayan Pantai Ujung Genteng Asep JK mengatakan, meski tidak ada korban jiwa, namun peristiwa itu menyebabkan 30 kapal nelayan yang ditambatkan di Pantai Ujunggenteng mengalami kerusakan akibat ombak sangat besar. Sampah-sampah dari laut pun terbawa ombak sampai ke jalan.
"Semalam puluhan perahu pada rusak, tapi rusak ringan saja. Ada sekitar 30 perahu lebih rusak ringan. Seperti rusak pada bagian katir dan kincang patah dan bolong," kata Asep JK kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Senin (6/12/2021).
"Alhamdulillah tidak sampai ada korban jiwa. Namun nelayan mengalami kerugian materil. Kondisi gelombang pasang ini, sudah berlangsung dua hari terkhir terjadi di perairan lautan lepas pantai Ujunggenteng. Sementara, untuk ketinggian air gelombang, mulai dari di atas 2 meter sampai 3 meter lebih," ujarnya.
Selain gelombang tinggi, tutur Asep, ancaman angin kencang juga mengganggu aktivitas para nelayan di perairan Ujunggenteng. Kondisi cuaca buruk itu, membuat para nelayan memilih tidak berani melaut dan tetap berada di darat.
Asep JK menuturkan, berdasarkan data yang tercatat di Rukun Nelayan Ujunggenteng, jumlah total perahu nelayan di pantai Ujunggenteng saat ini, terdapat 1.700 perahu dari berbagai jenis.
Dari 1.700 perahu itu, tutur Asep JK, mayoritas atau paling banyak berukuran kecil. Sementara, untuk kapal atau perahu yang besarnya hanya ada 23 unit. Nah, untuk cuaca ekstrim saat ini, ada sekitar 80 persen perahu di Ujunggenteng tidak melaut.
"Sementara, sisanya 20 persen lagi sedang berada di tengah laut. Tapi, itu pun sekarang mereka sudah sebagian pada pulang atau bersandar ke tepi pantai," tutur Asep JK.
Dia bersama para nelayan lainnya yang beroperasi di wilayah perairan Ujunggenteng, berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dapat memberikan imbauan kepada para nelayan soal prediksi cuaca ekstrem.
"Iya, jadi nelayan itu kan kalau ada imbauan jadi gak usah melaut. Belum lagi, mereka atau para nelayan ini juga tidak semuanya mempunyai android dan mengerti hal itu. Iya, kebanyakan para nelayan disini tidak mengetahui. Makanya, saya berharap kepada pemerintah dan BMKG dapat terus secara intens memeberikan informasi kepada para nelayan di sini soal imbaun prediksi cuaca, khususnya berkenaan dengan kondisi pasang gelombang di perairan Ujunggenteng," ucap dia.
Editor : Agus Warsudi
gelombang tinggi gelombang pasang gelombang laut diterjang gelombang laut Kabupaten Sukabumi sukabumi nelayan nasib nelayan nelayan berhenti melaut perahu nelayan
Artikel Terkait