INDRAMAYU, iNews.id - Cuaca buruk yang memicu gelombang tinggi sejak dua pekan terakhir, mengakibatkan para nelayan di pantai utara (pantura) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, takut melaut. Mereka tak ingin mengambil risiko celaka di tengah laut jika nekat mencari ikan.
Dampaknya, pasokan ikan segar di beberapa tempat pelelangan ikan berkurang. Selama cuaca buruk terjadi, nelayan mengisi kegiatan dengan memperbaiki perahu, mesin, dan jaring. Mereka berharap cuaca buruk tak berlangsung lama.
Seperti yang dilakukan ratusan nelayan di Pelabuhan Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu. Nelayan menyandarkan perahu mereka di sekitar pelabuhan.
Saat ini ketinggian gelombang laut mencapai 2 meter disertai angin kencang. Cuaca buruk di tengah laut seperti itu sangat sangat membahayakan keselamatan nelayan. Apalagi bagi nelayan dengan ukuran kecil.
"Nelayan yang menggunakan kapal besar masih tetap berlayar meski gelombang tinggi, namun hasil tangkapan ikan menurun drastis dibandingkan cuaca normal," kata Hasanudin, nelayan Dadap, Juntinyuat, Jumat (10/9/2021).
Hasanudin menyatakan, dalam kondisi cuaca buruk seperti ini, nelayan hanya bisa pasrah. "Nelayan akan kembali berlayar di tengah laut jika kondisi cuaca berangsur normal. Mudah-mudahan cuaca buruk ini tak berlangsung lama," ujar Hasanudin.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat mewaspadai potensi terjadi gelombang tinggi 6 meter di laut selatan dan utara Jawa Barat. Gelombang tinggi itu berbahaya bagi aktivitas nelayan di laut.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu mengatakan, berdasarkan data tinggi gelombang di wilayah Perairan Selatan Jawa Barat, pada 9 September 2021 berpotensi mencapai antara 3-4 meter. Kondisi tinggi gelombang laut berlaku hingga 10 September 2021 pukul 07.00 WIB.
Sedangkan prakiraan tinggi gelombang perairan Selatan Jawa Barat untuk tanggal 10 September 2021, berpotensi mencapai ketinggian antara 3,5 - 5,0 meter. Potensi ketinggian gelombang maksimum dapat mencapai 6,0 meter, yang berlaku mulai 9 September hingga 10 September 2021 pukul 07.00 WIB.
Namun kondisi ril di lapangan, ketinggian gelombang bisa berpotensi lebih tinggi dari prakiraan model dan pantauan data satelit. "Gelombang tinggi di wilayah perairan selatan dan utara Jawa Barat disebabkan oleh angin kencang hingga 30 knot (56 km/jam) yang merupakan pengaruh dari pertumbuhan TC Chantu dan Conson di wilayah Filipina. Berdasarkan Skala Beaufort, angin sekencang itu dapat menyebabkan gelombang laut tinggi (gale)," ujar Teguh Rahayu.
Prakiraan cuaca serupa juga dikeluarkan oleh BMKG Stasiun Meterorologi Kertajati mengeluarkan peringatan terkait potensi kecepatan angin di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning). Kecepatan angin pada Kamis dan Jumat (10/9/2021) diperkirakan mencapai 59 kilometer (km) per jam.
Editor : Agus Warsudi
pantura Pantura Jabar nelayan pantura indramayu Kabupaten Indramayu perairan indramayu nelayan indramayu cuaca buruk
Artikel Terkait