CIMAHI, iNews.id - Kota Cimahi dilanda hujan deras disertai angin kencang disertai butiran es, Kamis (1/7/2021) sore. Akibatnya, sejumlah ruas jalan dan kawasan di Cimahi tergenang banjir.
Seperti yang terlihat di kawasan industri Cibaligo. Bahkan, dalam beberapa video amatir yang beredar di media sosial, terlihat ada sebuah mobil yang terjebak genangan air.
Septi (30), warga Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi mengatakan, hujan es melanda sebelum hujan deras turun itu terjadi dalam hitungan menit. Namun butiran es berserakan di lantai rumah. "Kalau hujannya lama, tapi yang pas turun ada butiran esa sekitar lima menitan," kata Septi.
Dia menyatakan, hujan yang turun sangat deras bahkan disertai kilat. Septi sempat khawatir dan mematikan semua saluran listrik di rumah karena angin juga berembus kencang sehingga takut korsleting listrik.
Berdasarkan keterangan Kepala Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG) Kota Bandung Teguh Rahayu mengatakan, fenomena hujan es terjadi di wilayah Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Fenomena tersebut dikarenakan adanya pertumbuhan awan comulus nimbus (Cb) dengan sifat super cell yang terpantau melalui satelit dan radar mulai pukul 14.04 AIB hingga 14.48 AIB.
"Awan Cb supercell tersebut terus tumbuh hingga mencapai suhu puncak awan antara -69 hingga -75 derajat Celcius (> 8 km vertikal). Oleh karena ketinggian awan Cb sudah melewati freezing level (5 km), dan ditambah dengan tingkat kelembapan yang tinggi (faktor lokal)," kata Teguh Rahayu.
Selain itu, ujar Teguh, terpantau juga kekuatan updraft tinggi yang disebabkan labilitas atmosfer lokal sekitar Bandung (K index 37, lifting index -3). Maka butir air yang terkondensasi di bagian vault di atas freezing level menjadi butiran es yang cukup besar
"Sehingga karena gaya gravitasi dan berat butiran itu sendiri, akan jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan lebat dan hail (butiran es), juga disertai angin kencang dan kilat/petir," ujarnya.
Fenomena seperti itu biasa terjadi pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Sebab selain masih memiliki tingkat kelembaban yang tinggi, wilayah Bandung Raya juga memiliki kondisi atmosfer yang tidak stabil.
"Kami mengimbau apabila melihat awan gelap disertai suara gemuruh petir, dan angin kencang, diharapkan segera mencari tempat berlindung yang aman," tutur Teguh.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait