KARAWANG, iNews.id - Taman Makam Pahlawan (TMP) Karawang di Desa Pancawati, Kecamatan Klari, mendadak ramai. Puluhan orang berdiri dengan sikap sempurna memandang ke satu arah, lampu penerangan mendadak mati dan digantikan nyala obor yang dipasang di setiap sudut areal permakaman.
Kemudian pembacaan doa untuk para pahlawan berkumandang di area seluas 4 hektare dengan 424 makam para pahlawan.
Di TMP Karawang, Selasa (17/8/2021) dini hari memang sedang dilaksanakan apel kehormatan dan renungan suci dalam rangkaian peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RIdi Karawang. Namun di balik prosesi apel kehormatan itu, tampak seorang penjaga makam, Makruf (49) dengan khusyuk mengikuti acara hingga selesai.
Makruf memang sibuk membantu mempersiapkan acara hingga selesai. Sebagai penjaga makam TMP Karawang, Makruf tahu setiap 17 Agustus, kompleks permakaman akan ramai oleh pengunjung. Padahal dalam kesehariannya selalu sepi.
"Cuma Agustusan saja ramai pengunjung saat tengah malam. Kalau biasanya selalu sepi," kata Makruf ditemui seusai acara.
Menurut Makruf, yang mengaku sudah 16 tahun bekerja sebagai penjaga makam TMP Karawang, setiap tahun memang Pemkab Karawang melakukan kegiatan doa untuk para pahlawan. Dia selalu menjadi peserta untuk membantu lancarnya kegiatan. Saat tabur bunga dia ikut tabur bunga mendoakan pahlawan dimakam yang dijaganya.
"Saya ikut mendoakan, karena setiap hari menjaga dan membersihkan makam mereka," katanya.
Makruf mengaku jika dirinya sudah merasa dekat dengan makam. Siapa pun yang dimakamkan akan dirawat dengan sepenuh hati. "Saya tidak tahu apa namanya, karena seperti ada kontak batin gitu. Makanya saya rawat makam ini dengan sepenuh hati," ujarnya.
Awal mula bekerja sebagai penjaga makam karena diajak oleh mertuanya, Sholih membantu membersihkan makam. Kemudian seterusnya dia resmi bekerja sebagai penjaga dan pembersih makam.
"Pertama bekerja mendapat gaji Rp400.000. Terus bertambah hingga sekarang menjadi Rp 1.250.000 setiap bulan.
Makruf mengaku, pekerjaan sebagai penjaga makam sempat ditinggalkan karen gajinya kecil dan tak mencukupi untuk menghidupi keluarga. Dia memilih keluar dan mencari pekerjaan lain. "Saya putuskan berhenti kerja karena gajinya kecil," katanya.
Satu tahun setelah berhenti kerja sebagai penjaga makam mendadak dia rindu untuk datang ke permakaman TMP Karawang. Dia tidak tahu kenapa ingin sekali berkunjung ke TMP. "Saya tidak tahu kenapa tiba-tiba ingin datang ke makam. Padahal sudah lama saya tinggalkan," tuturnya.
Akhirnya dia mendatangi kompleks pemakaman bersama istrinya. Hanya saja begitu sampai di kompleks permakaman mendadak dia kesurupan dan meracau. Oleh istrinya dia dibawa kepada 'orang pintar' untuk diobati. "Kata istri saya waktu itu saya kesurupan tidak lama setelah sampai di permakaman," katanya.
Menurut dia, dari cerita istrinya saat dibawa orang pintar dikatakan jika dirinya kerasukan tentara karuhun yang berasal dari Jawa. Berdasarkan komunikasi dengan orang pintar tentara itu meminta Makruf agar kembali mengurus TMP Karawang. "Itu cerita istri saya begitu," katanya.
Setelah kejadian itu akhirnya Makruf memutuskan untuk kembali bekerja sebagài penjaga makam di TMP Karawang. Dia merasa hubungan batin sudah terjalin hingga bekerja dengan setulus hati.
"Sejak kejadian itu saya tidak mau kerja di tempat lain. Mungkin penghuni makam ini minta saya yang jaga," ujarnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait