Dedi Mulyadi 'ngeprank" Hilman dan adik sepupunya saat bertemu di jalan. (Foto: ISTIMEWA)

SUBANG, iNews.id - Anggota DPR Dedi Mulyadi kembali menemukan sosok anak hebat, pekerja keras. Dia adalah Hilman, penyandang disleksia (gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, dan berhitung) yang bisa menjadi inspirasi bagi anak sebayanya. 

Pertemuan Kang Dedi Mulyadi dengan Hilman tidak disengaja. Saat itu seperti biasanya Dedi lari pagi keliling desa sekitar Lembur Pakuan Subang yang merupakan rumah pribadinya.

Setiba di areal persawahan, Kang Dedi memberhentikan sepeda motor yang dikemudikan seorang bocah laki-laki, membonceng anak perempuan. Belakangan diketahui anak tersebut adalah Hilman yang membonceng sepupunya berkeliling untuk menjual surabi. "Mau ke mana? Masih kecil sudah pakai motor," kata Kang Dedi saat memberhentikan motor Hilman.

Hilman pun menjawab, dia berasal dari Lebaksiuh yang merupakan tetangga desa Dedi. Dia berumur 12 tahun dan duduk di bangku kelas 6 di SD Rawalele. Dedi pun menge-'prank' Hilman dengan mengaku seorang preman yang meminta uang jalan.

"Kamu tahu enggak ini tuh para penguasa jalan. Kalau lewat harus bayar di sini. Pakai motor enggak ada SIM, enggak ada suratnya, melanggar. Tidak pakai helm, tidak ada spion, kuncinya patah kamu melanggar. Kalau melanggar harus dihukum serabinya digratiskan," tutur Dedi.

Tak diduga tiba-tiba anak perempuan yang dibonceng Hilman menangis. Disusul wajah Hilman yang juga terlihat gemetar ketakutan karena ucapan Dedi. Kang Dedi pun mengakhiri prank tersebut dengan membeli semua dagangan Hilman. 

Namun drama kembali terjadi saat Hilman kesulitan menghitung sisa 14 rangkap surabi yang dijual Rp4 ribu per rangkap. Hilman disuruh menghitung jumlah uang yang harus dibayar Dedi untuk membayar semua serabi dagangannya. 

Dengan susah payah Hilman menghitung hingga akhirnya bisa menjawab dengan bantuan sepupunya yang masih kelas 1 SD, yakni Rp56.000. Selanjutnya Dedi mengeluarkan uang pas Rp56.000 untuk membayar dagangan serabi Hilman.

Saat ditanya berapa keuntungan yang didapat jika dagangannya laku semua, Hilman menjawab mendapat Rp10.000. "Sehari dapat Rp10.000 itu semua dikasihkan ke mamah," kata Hilman.

Dedi Mulyadi memperkenalkan Hilman kepada Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Agus Subiyanto saat berkunjung ke Purwakarta. (Foto: ISTIMEWA)

Sebelum drama prank berakhir, Dedi kembali berbuat jahil kepada Hilman dan sepupunya. Dedi menyebut akan merampas motor Hilman karena dia tidak memiliki SIM dan STNK. Kontan keduanya menangis bahkan Hilman terus memegangi motor bebek warna merah tersebut.

Wajah sedih Hilman seketika sirna saat Kang Dedi memberikan sejumlah uang pecahan seratus ribu kepadanya. Uang tersebut diberikan sebagai apresiasi tanggung jawab dan kejujuran Hilman.

"Berkah, kamu anak baik, kamu anak hebat. Ini uang untuk modal. Hebat tanggung jawab sama adiknya juga. Mohon maaf tadi bercanda. Uangnya mau buat apa?" tanya Dedi.

"Buat mamah," jawab Hilman. Tak hanya Hilman, sepupunya pun diberi uang karena sudah pintar berhitung. Uang tersebut disebutkan oleh sepupu Hilman untuk membeli peralatan sekolah dan buku, sisanya ditabung.

Kejadian lucu kembali terjadi saat pertemuan mereka akan berakhir. Sebelum pulang Dedi meminta Hilman dan sepupunya menghitung uang yang telah diterima. Lagi-lagi Hilman kesulitan untuk menghitung. Sepupunya pun membantu dan berhasil menghitung 21 lembar uang Rp100.000 yang diberikan Dedi.

Sebanyak 15 lembar untuk Hilman dan sisanya untuk sepupunya. Lucunya, Hilman menyebut nominal uang tersebut bukan Rp2,1 juta melainkan 21 ratus ribu.

Keesokan harinya Kang Dedi Mulyadi kembali mencari Hilman ke rumahnya. Setibanya di sana hanya ditemui ibu dan bibi Hilman. Sementara Hilman berada di kandang ayam sementara sepupunya berkeliling jualan.

"Anak itu teh seneng kerja, bantu-bantu. Apa saja dikerjakan. Sekarang lagi di kandang ayam, bersih-bersih. Memang anaknya sulit belajar karena disleksia. Sekolah di SLB, kemarin sudah naik ke kelas 6 tapi turun lagi kelas 5. Bapaknya sudah meninggal, dia yatim sejak kecil," tutur bibi Hilman.

Tak berselang lama Dedi pun menyusul Hilman ke kandang ayam. Benar saja, Hilman berada di kandang ayam sedang bekerja membersihkan galon air minum ternak. Kandang ayam tersebut berdiri di lahan kakeknya yang disewa oleh seorang pengusaha.

Biasanya Hilman bekerja mulai siang hari hingga petang setelah selesai berjualan serabi. Upah yang didapat dari membersihkan kandang tak tentu. Kadang Hilman bisa mendapat Rp50.000 dalam 2-3 hari kerja. Lagi-lagi uang itu sebagian ia berikan kepada ibunya.

Melihat kegigihan dan semangat Hilman, Dedi merasa kagum. Ia ingin Hilman tak lagi bekerja sebagai buruh ternak tapi mengubahnya menjadi bos ternak. Untuk mewujudkan itu semua Dedi menawarkan kakek Hilman untuk tak lagi menyewakan lahan pada peternak ayam. 

Lahan tersebut akan disewa oleh Dedi sebesar Rp 25 juta per tahun. "Aki (kakek) terima uang bersih. Enggak usah mikirin listrik, kebersihan dan lain-lain. Enggak usah cape tunggu panen, tinggal duduk manis terima uang per tahun," ucap Dedi kepada sang kakek.

Nantinya lahan tersebut akan disulap oleh Dedi menjadi peternakan modern yang berisi domba dan ayam kampung. Peternakan tersebut akan dikelola langsung oleh Hilman.

"Siapa sangka sifat kekanak-kanakan yang dimiliki ternyata punya kedewasaan hidup yang luar biasa. Hilman ini sosok tauladan untuk teman sebayanya. Saya akan bisnis sama Hilman. Hilman sekarang jadi bos. Dikasih modal domba garut besar punya saya dan nanti beli betinanya," ujar Kang Dedi Mulyadi.

Sejak saat itu Dedi pun mengangkat Hilman sebagai anak asuhnya. Bahkan dengan bangga Dedi sering memperkenalkan Hilman pada sejumlah orang. Terakhir Hilman dipertemukan dengan Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Agus Subiyanto saat menggelar acara di Purwakarta.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network