KOTA BANJAR, iNews.id - Presiden Joko Widodo membuka Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019).
Prosesi pembukaan secara simbolis ditandai dengan membunyikan angklung. Di atas panggung, Jokowi didampingi Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Ketika angklung berhenti berbunyi, beduk jimat milik Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar dibunyikan. Kemudian disusul senandung selawat nabi “Ya Nabi Salam ‘Alaika, Ya Rasul Salam Alaika Shalawatullah ‘Alaika”.
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama adalah organisasi terbesar di Indonesia dan bahkan dunia yang memiliki kontribusi besar untuk negara.
"NU sudah memberikan kontribusi perjuangan menjaga, merawat Indonesia yang kita cintai bersama. Sejarah membuktikan NU selalu berada di garis terdepan bukan hanya menjaga keutuhan Indonesi, tapi NU terdepan dalam menjaga siapa pun yang ingin mengubah mempertentangkan Pancasila. Bagi NU, Pancasila adalah solusi, kesepakatan untuk keadilan masyarakat Indoneisa," katanya.
Presiden juga mengapresiasi tema Munas dan Konbes NU yakni Memperkuat Ukhuwah Wathoniyah (persatuan kebangsaan) untuk kedaulatan rakyat. Mantan Wali Kota Solo itu juga berjanji tahun ini akan membuat 1.000 Balai Latihan Kerja (BLK) di pesantren dan 3.000 tahun depan.
Munas-Konbes NU yang digelar hingga 1 Maret 2019 ini diikuti perwakilan Pengurus Wilayah NU (PWNU) dari 34 provinsi, lembaga dan badan otonom NU di tingkat pusat, serta para kiai dari berbagai pesantren. Menurut rencana, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga akan hadir pada sesi penutupan nanti.
Sebagai pelaksanaan dari mandat keagamaan dan kebangsaan, Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2019 menyoroti sejumlah persoalan strategis, antara lain RUU Anti-Monopoli dan Persaingan Usaha, RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, bahaya sampah plastik, niaga perkapalan, bisnis money game (MLM), sel punca, politisasi agama, perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) yang menyebabkan sumur warga kering, dan lain-lain.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait