BANDUNG, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah melakukan aktivitasi sirene warning tsunami di laut selatan Jawa Barat terutama Sukabumi dan Pangandaran. Aktivitasi alat tersebut menyusul adanya potensi gempa bumi megathrust di selatan Jawa yang bisa menimbulkan bencana tsunami.
Menurut Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu, BMKG Stasiun Geofisika Bandung telah menyiapkan sarana dan prasarana untuk keperluan mitigasi bencana, yaitu Sirene Warning Tsunami, WRS-NG serta rambu-rambu jalur evakuasi. BMKG juga telah memasang sirene warning tsunami di beberapa wilayah pesisir selatan Jawa Barat seperti Pangandaran dan Sukabumi.
"Di Pangandaran telah terpasang sebanyak empat sirene warning tsunami. Sementara di Sukabumi ada di tiga titik," kata Teguh dalam keterangan resminya, Kamis (26/8/2021).
Di Pengandaran, sirene tsunami ada di Kantor Balawista Pantai Pangandaran, Kantor Telkom Pangandaran, Kantor Kecamatan Pangandaran, serta di Bojong Salawe. Untuk Wilayah Sukabumi terpasang di 3 lokasi yaitu di Kantor Informasi Geopark Ciletuh, Tower Balawista Pantai Citepus serta Tower Balawista Kantor Desa Citepus. Tetapi satu lokasi yang di Tower Balawista Pantai Citepus mengalami keruskan karena towernya roboh tergerus gelombang pasang yang terjadi pada tanggal 13 Agustus 2021.
"Hari ini kami BMKG bersama BPBD setempat melakukan uji aktivasi sirene warning tsunami pada pukul 10.00 WIB secara serentak di seluruh wilayah Indonesia, termasuk sirene yang ada di Pangandaran dan Sukabumi," ujar dia.
Menurut dia, selain untuk memastikan sirene warning tsunami tersebut berfungsi dengan baik, kegiatan uji aktivasi sirene ini dilakukan juga dalam rangka upaya mitigasi bencana tsunami yang bertujuan memperkecil risiko bencana yang mungkin terjadi. Kegiatan ini akan dilakukan secara rutin setiap tanggal 26 Pukul 10.00 WIB.
Diakuinya, sepanjang pesisir pantai selatan Jawa Barat memiliki potensi bencana tsunami yang tinggi karena berhadapan langsung dengan zona megathrust. Gempa bumi diperkirakan bisa terjadi dengan magnitude hingga 8.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait