Tim MAN 2 Majalengka menunjukkan jamur tiram yang dibudidaya dengan bantuan alat Mustech. (Foto: iNews.id/Inin Nastain)

MAJALENGKA, iNews.id - Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Majalengka, Jawa Barat, mengukir prestasi membanggakan, Juara 1 Ajang Inovasi Teknologi Akademi Madrasah Digital (AMD) 2020 Tingkat Nasional, kategori Most Marketable. Gelar juara itu diraih berkat penelitian yang dilakukan terhadap jamur tiram.

Penelitian tersebut dilakukan secara serius oleh Defa, Icha, Anis, Yuli, dan Widy, siswa-siswi MAN 2 Majalengka (dulu MAN Rajagaluh). Berkat kemampuan mereka dalam bidang digital, kelima siswa MAN 2 Majalengka itu sukses menjadi yang terbaik Ajang Inovasi Teknologi AMD 2020 untuk kategori Most Marketable yang digelar Kementerian Agama (Kemenag).

Yuli dan kawan-kawan mencuri perhatian para dewan juri lewat penelitian mereka berjudul "Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban Jamur Tiram Berbasis IOT". 

Guru pendamping Yuli dan kawan-kawan, Dede Zainal Arifin menjelaskan, torehan prestasi anak didiknya itu berawal pada 18 April 2020 lalu. Saat itu, pihak sekolah menerima informasi terkait program yang diselenggarakan oleh Kemenag bersama salah satu provider tersebut.

"Akhirnya kami bentuk tim, lima orang. Kami pilih pengembangan budidaya jamur tiram. Karena itu sudah berlangsung dalam mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan," kata Dede saat berbincang dengan MNC Portal Indonesia (MPI), Senin (25/1/2021).

Setelah memutuskan tema yang akan diangkat, ujar Dede, langkah selanjutnya adalah mencari masalah yang dialami saat melakukan budidaya jamur tiram. Untuk mengetahui kendala, tim disebar ke sejumlah petani jamur tiram di Kabupaten Majalengka.

Dari hasil survei itu, diketahui bahwa iklim menjadi 'musuh' bagi para petani budidaya jamur tiram. "Survei ke lima petani jamur tiram. Ternyata masalahnya ada pada iklim, suhu, kelemaban, dan intensitas cahaya. Itu yang jadi kendala para petani jamur yang ditemukan tim di lapangan," ujarnya.

Berbekal masalah itu, tutur Dede, tim memutuskan membuat sebuah alat untuk bisa mengatasi persoalan iklim tersebut. Setelah melalui proses cukup panjang, tim dengan pendampingan dari tenaga pengajar, akhirnya bisa menghadirkan sebuah karya digital yang bisa mengatasi permasalahan petani jamur.

"Akhirnya lahirlah karya (yang dineri nama) Mustech, yang bisa mengontrol Iklim untuk membantu para petani. Dengan Mustech ini, petani juga bisa sambil mengerjakan aktivitas lain, dalam waktu bersamaan. Karena Mustech ini kan sistem teknologi. Setelah diatur, kami bisa kerjakan yang lain," tutur Dede.

"Kami sudah uji cobakan. Alhamdulillah hasil panen jamur bisa 80 persen. Adapun cara konvensional, rata-rata di bawah angka 80 persen," ucapnya.

Salah satu anggota tim, Yuli mengatakan, senang karya dari tim bisa diapresiasi oleh dewan juri hingga akhirnya menjadi juara 1. Startup, jadi motivasi Yuli bersama teman-temannya mengikuti ajang tersebut.

Terkait karya, Yuli mengaku, selain dari guru, mereka juga mendapat pendampingan dari pihak penyelenggara. Kendati dilakukan secara daring, lantaran masih pandemi Covid-19, tetapi bagi dia dan kawan-kawan pendampingan itu cukup membantu.

"Enam bulan ada pelatihan lewat zoom meting, ada materi-materi dari pihak  mentori sampai (babak) 20 besar. Setelah 20 besar, masuk lima besar, tidak ada lagi mentoring dari sana. Hanya dari guru di sini," ujarnya.

Defa mengoperasikan Mustech. (Foto: iNews.id/Inin Nastain)

Bagi Yuli, tidak ada kesulitan berarti dalam setiap proses penelitian dan pengembangan alat Mustech. Bahkan saat presentasi karya di hadapan para dewan juri, Yuli mengaku cukup santai. 

"Karena kami semua benar-benar terlibat sejak nol, jadi ya bisa mempertanggung jawabkan. Termasuk ketika ada pertanyaan-pertanyaan dari dewan juri saat grand final," tutur Yuli.

Di balik keberhasilan mereka menciptakan alat yang bisa meringankan kerja petani Jamur Tiram, selama ini mereka ternyata tidak memiliki hubungan yang 'dekat' dengan Jamur. Baik Yulianti, Defa Nugraha, Icha Annisa Aprilia, Anis Nursafarina, maupun Widya, tidak ada satu pun dari keluarga petani Jamur Tiram.

"Haha, nggak ada. Orang tua kami nggak ada yang bekerja sebagai pembudidaya jamur tiram. Mudah-mudahan ini bisa bermanfaat. Karena kan banyak juga yang membudidayakan Jamur Tiram," katanya.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network