PANGANDARAN, iNews.id - Beredar video Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, mengamuk saat acara puncak malam pergantian tahun baru. Video tersebut kemudian beredar di aplikasi perpesan WhatsApp.
Selain video bupati ngamuk, dalam aplikasi WhatsApp itu juga beredar pesan laporan pengaduan atas dugaan bupati terhadap warga.
Dalam rekaman video berdurasi 2,26 menit itu tampak Bupati Jeje mengamuk karena segel penutupan tempat hiburan malam ada yang merobek. Bupati pun terlihat terlibat ketegangan dengan seseorang yang diduga menjadi beking tempat hiburan malam (THM).
Setelah video tersebut beredar, Bupati Jeje langsung memberikan klarifikasi atas kejadian itu. Dia mengatakan, peristiwa tersebut saat dirinya melakukan sidak.
Menurutnya, wajar dia marah karena segel pentupuan (THM) sengaja direbok. Padahal segel itu merupakan simbol kehormatan. Bukan hanya pemda dan para alim ulama, pemasangan segel itu pun melibatkan lemabaga lain yang dilakukan secara bersama-sama.
Dua atau tiga bulan lalu pemerintah menutup 38 warung remang-remang hasil kesepakatan bersama di pemerintaha daerah, TNI/Polri dan alim ulama. Alasannya karena di tempat itu tidak hanya menjual miras juga ada indikasi prostitusi.
"Pengembangan wisata itu tidak boleh bertentangan dengan etika atau moral. Maka berbagai upaya terus dilakukan agar kepentingan umat tetap terjaga. Dua bulan lalu juga saya sidak ke sana, ada yang buka, ada perempuan. Ketika itu saya katakan, tutup dong dan hormati segel ini, kecuali ada putusan pengadilan untuk membuka segel," kata Jeje.
Menurutnya, penutupan pada malam tahun baru merupakan keinginan masyarakat karena meresahkan. Dia sidak dan jam 23.00 WIB dan masuk ke salah satu kafe yang sedang ada musik dan perempuan. Tapi begitu masuk ke kafe sebelahnya, segelnya sudah tersobek.
"Segelnya sudh tidak ada di situ. Saya cari bekingnya, wajar saya marah. Saya tanya kenapa dibuka. Dia menjawab karena ada putusan pengadilan dan minta ke saya utntuk menanyakan saja ke Satpol pp, ujar dia.
Terkait dengan tudingan pemukulan Bupati Jeje secarategas membantahnya, yang dia lakukan adalah mengusap muka beking itu untuk menyadarkan bahwa tindakan menyobek segel merupakan pelanggaran.
"Masih merekedeweng (keras kepala) saya usap mukanya, bukan ditonjok, begitu kronologinya," tuturnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait