Menurut Arif, sebelum kenaikan BBM ada sekitar 200 unit mobil angkot yang beroperasi dari jumlah keseluruhan 2.000 unit. Kemudian pemerintah melakukan langkah-langkah agar angkot kembali beroperasi. Namun saat sedang dilakukan kebijakan untuk menghidupkan kembali angkot yang tidak beroperasi, pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan menaikan harga BBM.
"Memang dilematis tapi inikan kebijakan pemerintah pusat yang harus kita ikuti," ujarnya.
Arif mengatakan, usaha angkot di Karawang memang sudah lesu sebelum kenaikan harga BBM diberlakukan pemerintah. Dari 2.000 unit mobil angkot hanya 200 unit yang masih beroperasi di sejumlah trayek perkotaan. Sedangkan di wilayah perdesaan, angkot nyaris sudah tidak beroperasi.
"Ada 1.800 angkot yang tidak beroperasi dan sedang diupayakan bisa kembali beroperasi, tapi keburu pemerintah menaikan harga BBM. Kami harus mencari cara lagi," ujarnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait