Pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) dipanggil Bawaslu Jabar terkait pesan politik Pilpres 2019 dalam debat terbuka kedua. (Foto: iNews.id/Yogi Pasha)

BANDUNG, iNews.id - Pesan politik terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 juga disangkakan kepada pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur (Cagub-Cawagub) Jawa Barat nomor urut 2, TB Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah).

Paslon yang diusung PDIP tersebut disangkakan menyebut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan melakukan gestur atau gerakan yang memuat pesan politik terkait Pilpres 2019 saat debat publik putaran kedua Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 di Kampus UI, Kota Depok, Senin (14/5/2018).

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jabar, Harminus mengungkapkan pemanggilan paslon Hasanah tidak semata-mata karena adanya keluhan dari tim kampanye paslon lain, juga berdasarkan laporan dari komisioner Bawaslu. "Komisioner kita ada di lokasi, makanya kita panggil (Hasanuddin-Anton Charliyan) untuk diklarifikasi. Sangkaan, boleh tidaknya membawa nama presiden, mau ditanyakan besok," kata Harminus Koto, Minggu (20/5/2018).

Pemanggilan tersebut dilakukan karena Hasanah menyebut-nyebut nama Joko Widodo saat sesi pertunjukkan seni. "Ini kita akan lihat apakah boleh atau tidaknya di pemilihan kepala daerah membawa Pilpres dan Pileg. Kita belum simpulkan apakah ada kaiatan erat dengan presiden atau tidak. Kami akan kaji, kita kumpulkan semua bahan," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Tim Kampanye Sudrajat-Akhmad Syaikhu (Asyik), Haru Suandharu mengeluhkan sikap Bawaslu dan KPU Jabar yang seolah hanya tertuju pada aksi pembentangan kaos “2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden”.

Sebab, kata Haru, jika Bawaslu dan KPU jeli, paslon nomor urut 2 Hasanah pun melakukan aksi yang terkait dengan Pilpres 2019. Haru pun memandang tak ada yang salah dengan aksi ASYIK di panggung debat publik Pilgub Jabar 2018.

Karena itu, Haru hanya berharap Bawaslu dan KPUD Jabar bersikap adil dalam merespons dan menyikapi semua dinamika yang terjadi. Termasuk lebih jeli melihat apa yang terjadi di lapangan, sehingga tidak muncul kesan menganaktirikan.

“Nomor 2 (paslon TB Hasanuddin-Anton Charliyan) saat performance juga beberapa kali menyampaikan pesan terkait itu (Pilpres 2019), seperti lewat simbol-simbol. Itu juga menurut saya harus dilihat oleh Bawaslu dan KPUD. Jika memang melanggar, kami hormati, tapi kami hanya mempertanyakan keadilannya,” tandas Haru.

Sejalan dengan Haru, paslon lain pun tak terlalu mempersoalkan aksi yang dilakukan Asyik. Seperti yang disampaikan cawagub nomor urut 1, Uu Ruzhanul Ulum yang menilai aksi tersebut sah-sah saja karena dilakukan di akhir sesi debat sehingga tidak mengganggu jalannya debat publik secara keseluruhan.

“Menurut saya sah-sah saja karena ini wilayah politik. Politik selalu memanfaatkan momen kapanpun dan di mana pun. Apalagi ini menurut kami tidak ada larangannya. Selama tidak substantif, biarkan saja," ujar Uu.

Uu hanya berharap bahwa semua pihak yang terlibat dalam pertarungan di Pilgub Jabar 2018, termasuk para kader dan pendukung bisa menyikapi persoalan dengan kepala dingin. "Kita harus dewasa dalam berpolitik. Kalau kita ingin demokrasi, harus siap beda tetapi dengan tujuan yang sama. Selama kita tidak siap beda, kita hidup tidak akan pernah bersama," ungkapnya.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network