SUBANG, iNews.id-Kondisi pengungsi korban banjir di bawah Fly over (kolong jembatan) di Kabupaten Subang, semakin memprihatinkan. Mereka memilih mengungsi di kolong jembatan dengan alasan tidak terlalu jauh dari rumah yang terendam di daerah Pamanukan.
Tinggal di kolong jembatan tentu saja sangat riskan untuk kesehatan, terutama bagi anak-anak balita yang ikut mengungsi. Anak-anak harus tidur beralaskan karpet atau baliho bekas tanpa dinding. Angin malam pun menjadi hal biasa, meski sangat berbahaya bagi kesehatan anak-anak.
Bantuan selimut pun hanya diterima oleh sebagian pengungsi. Pengungsi lainnya harus puas berselimut sarung yang dibawa dari rumah.
Selain itu, masalah makanan menjadi persoalan krusial bagi para pengungsi yang sudah tiga hari tinggal di bawah Fly over. Tak heran aksi berebut makanan menjadi pemandangan begitu diransom para relawan.
"Tinggal di bawah kolong jembatan jadi pilihan rasional. Karena tidak terlalu jauh dari rumah. Risikonya ya gini kurang terperhatikan, dari mulai makanan selimut atau pemeriksaan kesehatan," kata salah seorang pengungsi, Ujang Muhyi, Rabu (10/2/2021).
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait