Arkeolog ITB dan UI Teliti Fosil Tulang di Saguling, Warga Harus Jaga Kawasan

BANDUNG BARAT, iNews.id - Pakar ilmu kepurbakalaan atau arkeolog dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI) meneliti fosil tulang belulang di tepi Waduk Saguling, Kecamatan Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Lokasi sekitar Waduk Saguling yang disebut Sirtwo Island itu harus dijaga.

"Masyarakat sekitar harus menjaga kawasan itu karena sedang dilakukan penelitian terkait penemuan (fosil) tulang belulang. Bisa jadi benda itu adalah fosil yang memiliki nilai sejarah kehidupan purbakala," kata Camat Cipongkor Yayat Ruhiyat, Senin (11/10/2021).

Diketahui, saat ini, para arkeologi ITB dan UI tengah meneliti fosil tulang belulang di Kampung Suramanggala RT 01/01, Desa Baranangsiang, Kecamatan Cipongkor, Minggu (10/10/2021).  

Yayat mengaku bangga karena Kecamatan Cipongkor menyimpan kekayaan alam termasuk potensi sejarah purbakala yang harus terus digali. Bersama aparat kewilayahan, Pemerintah Kecamatan Cipongkol bakal menjaga kawasan tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Kami akan menyiagakan perangkat desa dan aparat lain untuk menjaga kawasan ini (Sirtwo Island) agar selama dilakukan observasi maupun penelitian tidak ada benda yang rusak dan hilang," ujarnya.

Sementara itu, penjelasan dari peneliti ITB bahwa berdasarkan observasi awal, tulang yang ditemukan merupakan tiga jenis hewan vertebrata (bertulang belakang). Seperti sapi, rusa, dan ada satu tulang dari gajah. 

Dahulu kala, lokasi tersebut kemungkinan besar merupakan area sungai maupun cekungan. Hal itu berdasarkan pengamatan di lokasi temuan fosil yang diduga berusia ribuan tahun. 

Hewan vertebrata tersebut bisa saja mati di tepian sungai dan setelah terurai terbawa sungai atau mungkin juga area lokasi dulunya adalah hutan dan sungai. 

"Masyarakat harus bersama-sama menjaga lokasi itu, karena temuannya sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Keberadaannya juga bisa jadi nilai tambah wisata," tutur Yayat.

Editor : Agus Warsudi

Baca Artikel Lainnya di Sini