Di antaranya dengan skrining layak hamil (calon pengantin dan Pasangan Usia Subur/PUS), edukasi gizi seimbang kepada ibu hamil serta pelibatan kader dalam deteksi dini risiko di masyarakat.
"Untuk kapasitas SDM antara lain dilakukan pelatihan dokter umum, juga pelatihan kepada tenaga kesehatan dalam tata laksana penyebab terbanyak kematian bayi," tutur plt Kadinkes Jabar.
Selain itu, dilakukan pula kolaborasi kemitraan baik dengan kementerian atau lembaga dalam hal ini Bappenas, Kemendagri, dan BKKBN. Kemudian dengan swasta, USAID, serta perguruan tinggi, yakni Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran (Unpad).
Dinkes Jabar juga melakukan surveilans kematian ibu dan bayi berupa peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan kematian, umpan balik secara berjenjang serta peningkatan kualitas Audit Maternal dan Perintal Surveilans Respons (AMPSR).
Kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota dalam upaya penurunan AKI-AKB, di antaranya dengan fasilitasi Tim AMPSR Kabupaten/Kota maupun penguatan supervisi fasilitatif dan pendampingan pelayanan kesehatan Matneo (maternal dan neonatal).
Pemerintah kabupaten/kota juga didorong untuk peningkatan kualitas layanan Matneo dengan penyediaan SDM dan pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Editor : Agus Warsudi
angka kematian bayi Kematian balita kematian bayi angka kematian ibu kasus kematian ibu melahirkan kematian ibu kematian ibu dan anak kematian ibu dan bayi kematian ibu hamil menekan kematian ibu dan bayi
Artikel Terkait