BANDUNG, iNews.id - Sebanyak 42.000 warga Kota Bandung, Jawa Barat, menganggur akibat kehilangan mata pencarian setelah mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan sulit tak mendapatkan pekerjaan. Jumlah pengangguran akibat terpaan pendemi Covid-19 tersebut, bertambah dibanding 2019 lalu.
Mirisnya, sebagian besar pengangguran itu justru dari kalangan usia produktif, anak muda atau generasi milenial. "Pada 2019 itu ada 105.67 orang di Kota Bandung yang menganggur. Sedangkan pada 2020, sebanyak 147.081 orang menganggur," Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Tenaga Kerja (PTK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung Marsana kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Kamis (4/3/2021).
Marsana mengemukakan, data pada 2020 menunjukan banyak milennial dari golongan laki-laki terkena PHK dan dirumahkan. Pandemik Covid-19 menjadi alasan perusahaan melakukan PHK dan merumahkan para pekerja.
Pasalnya, produksi dengan permintaan pasar tak sebanding akibat lesunya ekonomi. Sehingga, untuk mengurangi biaya produksi, peruhahaan terpaksa mengurangi karyawannya. "Penggangguran di Kota Bandung sebagian besar laki-laki sebanyak 92.013 orang. Sedangkan perempuan 55.008 orang," ujarnya.
Untuk strata pendidikan, tutur Marsana, rata-rata yang terkena PHK dan dirumahkan di Kota Bandung, SMA dan SMK. Saat ini perusahaan banyak mencari tenaga kerja multitasking alias serba bisa. "Sebanyak 87.457 orang yang menganggur itu berpendidikan SMA atau SMK," tutur Marsana.
Marsana mengatakan, dalam era digital saat ini masyarakat harus bisa beradaptasi dengan cepat. Masyarakat harus mengubah pola pikir dari mencari kerja, menjadi penyedia lapangan kerja.
"Yang banyak dibutuhkan saat ini tenaga marketing (pemasaran), informasi teknologi, transpotrtasi, dan ekspedisi. Jadi punya keahlian khusus," ucapnya.
Editor : Agus Warsudi