Menurutnya, bantuan pintu air dan mesin penyedot yang tersedia sejak 2018 cukup membantu mengurangi lama genangan. Dengan alat ini, banjir bisa surut dalam 24 jam, sedangkan tanpa alat, air bisa bertahan hingga tiga hari.
“Dulu sebelum ada mesin ini, surutnya bisa sampai tiga hari, apalagi waktu itu belum ada pintu air. Sekarang lebih terbantu,” ucapnya.
Warga menilai pemerintah kurang serius dalam menangani masalah ini. Selama ini, normalisasi sungai hanya sebatas pembabatan rumput tanpa ada pengerukan sedimentasi.
“Rutinitas normalisasi ya cuma babat rumput, nggak sampai pengerukan. Padahal yang kita butuhkan itu pengerukan supaya air enggak gampang meluap,” ucapnya.
Dia menilai jika Sungai Cipeso dinormalisasi dengan baik, aliran air dari selokan kompleks akan lebih lancar, sehingga risiko banjir dapat diminimalkan.
"Kalau Sungai Cipeso lancar, otomatis ya pembuangan dari selokan komplek kami lancar juga," katanya.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait