Goa Safarwadi, petilasan wali Allah, Syekh Abdul Muhyi. Tempat wisata religi ini memiliki mitos, salah satu lorong gua tembus ke Makkah. (FOTO: ISTIMEWA)

BANDUNG, iNews.id - Tempat wisata religi di Kabupaten Tasikmalaya patut dikunjungi ketika menginjakkan kaki di daerah yang dikenal sebagai kota santri. Sebab, di kabupaten ini terdapat banyak pondok pesantren (ponpes) bersejarah dan berusia ratusan tahun. 

Selain dikenal daerah religius, Kabupaten Tasikmalaya juga menyimpan banyak potensi alam yang menarik dan memesona. Seperti, Gunung Galunggung, Situ Gede, Kampung Naga, Pantai Karang Tawulan, Taman Wisata Karang Resik, Kolam Cipanas, Pantai Cipatujah, Kawah Karaha Bodas, dan lain-lain.

Jadi, selain berwisata religi mengunjungi masjid, pondok pesantren bersejarah, dan petilasan, wisatawan juga dapat menikmati keindahan alam Tasikmalaya. 

Nah, apa saja tempat wisata religi di Tasikmalaya yang kekinian dan instagramable untuk dikunjungi di musim liburan? berikut liputannya.

6 Tempat Wisata Religi di Tasikmalaya

1. Masjid Agung Manonjaya

Masjid Agung Manonjaya. (FOTO: ISTIMEWA)

Tempat wisata religi di Tasikmalaya yang pertama adalah Masjid Agung Manonjaya Jalan RTA Prawira Adiningrat, Desa, Kecamatan Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat. Masjid Agung Manonjaya yang berusia 189 tahun ini dibangun saat Wiradadaha VIII menjabat Bupati Sukapura pada 1834.

Pembangunan Masjid Agung Manonjaya bersamaan dengan pemindahan ibu kota kabupaten dari Pasirpanjang, sekarang Sukaraja, ke Manonjaya yang dulu bernama Harjawinangun.

Kompleks Masjid Agung Manonjaya berdiri di atas lahan seluas 6.159 meter persegi. Karena memiliki nilai sejarah, pemerintah sudah menetapkan bangunan Masjid Agung Manonjaya dengan luas 1.250 meter persegi menjadi cagar budaya berdasarkan ketetapan Badan Arkeologi merujuk kepada UU Kepurbakalaan pada 1 September 1975.

Arstiektur Masjid Agung Manonjaya ini kental bernuansa Neoklasik, khas bangunan di Eropa. Namun, terdapat perpaduan arsitektur tradisional Sunda di masjid agung ini. Arsitektur Sunda sangat terasa di ruang salat untuk perempuan, serambi (pendopo) di sebelah timur, dan mustaka (memolo) yang konon merupakan peninggalan dari Syekh Abdul Muhyi, ulama asal Pamijahan, Tasikmalaya Selatan. 

Kekhasan lainnya dari masjid ini adalah keberadaan tiang saka guru yang berjumlah 10 buah. Konstruksi tiang-tiang saka guru tampak berbeda dibandingkan konstruksi serupa yang lazim ada di bangunan masjid-masjid masa lalu dan masa kini. 

Jika Masjid Agung Demak menggunakan tiang saka guru dari kayu, sebaliknya tiang saka guru Masjid Agung Manonjaya menggunakan material pasangan batu bata. 

Masing-masing tiang saka guru berbentuk persegi delapan dengan diameter 80 sentimeter (cm). Di masjid ini terdapat 51 tiang dari total 61 tiang yang ada dengan diameter antara 50-80 sentimeter (cm) yang terletak di beranda masjid. 

Tepat di depan beranda itu juga bisa menikmati keindahan dan kekokohan dua buah menara yang pada masa lalu digunakan muazin untuk mengumandangkan azan. Kedua menara itu persis mengapit pintu gerbang utama yang menghadap langsung ke alun-alun Manonjaya.

Kekhasan lain dari masjid ini adalah keberadaan mustaka (memolo) di atas atap tertinggi masjid dengan konsep Tri tangtu dalam Budaya Sunda. Seperti umumnya masjid yang dibangun pada masa lalu, Masjid Agung Manonjaya ini juga menggunakan bahan yang terbuat dari kayu jati, kapur, dan tanah liat. Ketiga material itu digunakan sebagai bahan struktur rangka dan campuran tembok masjid.

2. Masjid Agung Tasikmalaya

Masjid Agung Tasikmalaya. (FOTO: ISTIMEWA)

Tempat wisata religi Tasikmalaya berikutnya adalah Masjid Agung Tasikmalaya. Hampir sama dengan Masjid Agung Manonjaya, destinasi wisata religis Masjid Agung Tasikmalaya juga tidak terlepas dari sejarah Kota Tasikmalaya. 

Masjid yang berlokasi di Jalan Mesjid Agung, Yudanagara, Kecamatan Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat ini dibangun oleh Bupati Sumedang Raden Tumenggung Aria Surya Atmadja.

Masjid tersebut diserahkan pengelolaannya kepada Patih Tasikmalaya, Patih Demang Sukam Amijaya. Sejak dibangun pada 1923, Masjid Agung Tasikmalaya telah mengalami lima kali renovasi pada, 1923, 1973, 1977, 1982 dan 2000.

Gempa bumi hebat pada 1977 menyebabkan struktur bangunan Masjid Agung Tasikmalaya rusak parah. Karena itu, masjid dihancurkan total dan dibangun ulang dengan arsitektur serupa. Sebab, Kerusakan yang terjadi tidka mungkin diperbaiki dengan renovasi tambal sulam. 

Saat ini Masjid Agung Tasikmalaya  menjadi landmark Kota Tasikmalaya. Selain letaknya sangat strategis di tepi jalan protokol pusat kota, atap beraksen warna kuning keemasan dan empat menara mirip Masjidil Haram membuat Masjid ini menjadi pusat perhatian.

Selain estetika, detail arsitektur masjid juga menekankan pada makna filosofis Islam. Lima atap mencerminkan kewajiban salat lima waktu dan lima perkara dalam rukun Islam. 

3. Goa Safarwadi Pamijahan

Goa Safarwadi di Pamijahan, Tasikmalaya. (FOTO: ISTIMEWA)

Selain masjid bersejarah, Tasikmalaya juga memiliki objek wisata religi Goa Safarwadi di Desa Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya. 

Gua yang berada di kaki Gunung Mujarod atau tempat penenangan tersebut ditemukan oleh Syekh Abdul Muhyi setelah 12 tahun pencarian. Syekh Abdul Muhyi pun menata gua dengan sangat baik dan menjadikannya petilasan sekaligus tempat mengajar.

Konon, dulu, gua ini menjadi tempat berkumpul para wali penyebar agama Islam di Jawa Barat. Gua Safarwadi juga digunakan Syaikh Abdul Muhyi untuk mendidik para santri.

Syaikh Abdul Muhyi merupakan waliyullah yang sangat salih karena itu dihormati masyarakat. Karena kesalihannya pula, banyak umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan mancanegara, menziarahi makam Syekh abdul Muhyi, dan berdoa di sana. 

Syaikh Abdul Muhyi akrab yang oleh masyarakat setempat dipanggil dengan sebutan Haji Karang itu merupakan pembawa Tarekat Syathariyah pertama ke pulau Jawa.

Karena dianggap sakral, pengunjung tidak boleh berbuat sembarang di Gua Safarwadi. Pengunjung tidak diperkenankan langsung masuk ke gua. Sebelum memasuki gua, sebelum ziarah ke makam Syekh Abdul Muhyi.

Selain kesalihan Syekh Abdul Muhyi, terdapat mata air jernih di dekat gua. Warga menyebutnya sebagai air zam-zam Pamijahan yang dipercaya memiliki khasiat. Selain itu, di Goa Safarwadi terdapat mitos bahwa salah satu lorong gua bisa tembus ke Tanah Suci Makkah. 

Mitos lain, di dalam gua terdapat kopiah haji. Lekukan-lekukan bulat seperti kopiah haji di atap gua itu dipercaya membuat orang yang dapat menyentuh dengan kepalanya, bisa naik haji.

Goa Safarwadi menyimpan kisah tentang perjalanan panjang Syekh Abdul Muhyi, tokoh mulia agama tanah Sunda yang menyebarkan ajaran Islam di tatar Priangan Timur.

4. Masjid Agung Singaparna

Masjid Agung Singaparna, Tasikmalaya. (FOTO: istimewa)

Saat berkunjung ke Tasikmalaya, jangan lewatkan pula mengunjungi Masjid Agung Singaparna. Masjid ini berlokasi di Jalan KH Mustawa Cariwuh, Sukaasih, Sukamulya, Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya. 

Masjid Agung Singaparna, tempat ibadah umat Islam ini juga mendapat sebutan Masjid Baiturrahman Gebu, sebab tepat berada di bagian depan kompleks Pemkab Tasikmalaya, Bojongkoneng, Singaparna. Gebu merupakan singkatan dari gedung bupati.

Masjid Agung Singaparna dibangun pada 2009. Masjid Biaturrahman atau Masjid Agung Singaparna berdiri di atas lahan seluas 3.500 meter persegi dan diresmikan pada 28 Februari 2011 oleh Suryadharma Ali yang saat itu menjabat Menteri Agama (Menag).

Masjid ini telah melalui beberapa kali renovasi, Pemkab Tasikmalaya melengkapi beberapa fasilitas masjid untuk masyarakat.

Saat ini, Masjid Agung Singaparna jadi salah satu destinasi favorit warga untuk dikunjungi. Halaman depan masjid yang merupakan alun-alun Singaparna, ditata dan jadi lebih indah. Rumput sintetis terhampar di depan masjid.

5. Masjid Agung dan Ponpes Cipasung

Masjid Agung dan Ponpes Cipasung, Tasikmalaya. (FOTO: istimewa)

Tempat wisata religi di Tasikmalaya yang juga tidak boleh dilewatkan adalah Masjid Agung Cipasung di Pondok Pesantren Cipasung, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Ponpes Cipasung didirikan oleh KH Ruhiat. Saat ini, Ponpes Cipasung diasuh oleh KH Abun Bunyamin Ruhiat. 

Keberadaan Pondok Pesantren Cipasung sangat vital. Eksistensi ponpes ini sebagai salah satu lembaga pendidikan salafiyah berperan penting dalam perjalanan membangun peradaban umat Islam. Jika berbicara Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Barat, Ponpes Cipasung adalah salah satu parameternya. 

Ponpes ini salah satu warisan terpenting dalam khazanah kekayaan Islam di Nusantara. Ponpes Cipasung didirikan oleh KH Ruhiat pada akhir 1931. Semula, santri yang menetap di pesantren ini berjumlah sekitar 40 orang. 

Sebagian santri tersebut berasal dari Pesantren Cilenga, tempat Kiai Ruhiat menimba ilmu. Ada pula santri kalong yang hanya mengaji pada malam hari dan siang kembali ke rumah.

Dalam perkembangannya, pada 1935, KH Ruhiat mendirikan sekolah agama atau madrasah diniyah. Sekolah inilah yang paling pertama didirikan di Pondok Pesantren Cipasung. Lalu Kiai Ruhiat mendirikan Kursus Kader Mubalighin wal Musyawirin (KKM) pada 1937. Kursus ini dibuat sebagai wadah santri dewasa untuk latihan berpidato, dakwah, dan musyawarah yang diadakan psetiap malam Kamis. 

Pada 1943 Pesantren Cipasung juga memberikan pelatihan bagi santri putri, yaitu, Kursus Kader Mubalighah. Tujuannya agar santri putri dapat mengembangkan bakat pidato dan berdakwah. 

KH Ruhiat, pendiri Ponpes Cipasung wafat pada 28 November 1977. Tampuk kepemimpinan pesantren diteruskan oleh putranya, KH Moh Ilyas Ruhiat. Saat ini, Ponpes Cipasung dipimpin oleh KH Abun Bunyamin Ruhiat.

6. Ponpes Suryalaya 

Ponpes Suryalaya, Tasikmalaya. (FOTO: ISTIMEWA)

Tempat wisata religi di Tasikmalaya yang juga harus dikunjungi adalah Pondok Pesantren Suryalaya yang didirikan oleh Syaikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad atau Abah Sepuh pada 5 September 1905.

Pada masa perintisan, Abah Sepuh banyak mengalami hambatan dan rintangan, baik dari pemerintah kolonial Belanda maupun masyarakat sekitar, juga lingkungan alam atau geografis.

Namun atas izin Allah SWT dan juga atas restu dari guru beliau, Syaikh Tholhah bin Talabudin Kalisapu Cirebon, semua itu dapat dilalui dengan selamat. Modal awal sebuah masjid di Kampung Godebag, desa Tanjung Kerta. Ponpes Suryalaya diambil dari bahasa Sunda, yaitu Surya dan Laya. Artinya, Matahari dan tempat terbit. Jadi Suryalaya secara harfiah berarti tempat matahari terbit.

Pada 1908 atau tiga tahun setelah Ponpes Suryalaya berdiri, Abah Sepuh mendapatkan khirqoh atau legitimasi penguatan sebagai guru mursyid dari Syaikh Tholhah bin Talabudin.

Seiring perjalanan waktu, Ponpes Suryalaya semakin berkembang, mendapat pengakuan dan simpati dari masyarakat. Sarana pendidikan pun semakin bertambah, begitu pula jumlah murid.

Dukungan dan pengakuan dari ulama, tokoh masyarakat, dan pimpinan daerah semakin menguat. Hingga keberadaan Ponpes Suryalaya dengan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah-nya mulai diakui dan dibutuhkan.

Untuk kelancaran tugas dalam penyebaran Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah, Abah Sepuh dibantu oleh sembilan wakil talqin, dan beliau meninggalkan wasiat untuk dijadikan pegangan dan jalinan kesatuan dan persatuan para murid atau ikhwan, yaitu, Tanbih.

Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad berpulang ke Rahmattullah pada 1956 di usia 120 tahun. Kepemimpinan dan kemursyidannya dilimpahkan kepada putra kelima, yaitu KH Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin yang akbrab disapa Abah Anom.

Pada masa awal kepemimpinan, Abah Anom juga banyak mengalami kendala. Di antaranya pemberontakan DI/TII. Pada masa itu Ponpes Suryalaya sering mendapat gangguan dan serangan, terhitung lebih dari 48 kali serangan yang dilakukan DI/TII.

Juga pada masa pemberontakan PKI pada 1965, Abah Anom banyak membantu pemerintah menyadarkan kembali eks anggota PKI, untuk kembali kembali ke jalan yang benar menurut agama Islam dan negara.

Setelah itu Pondok Pesantren Suryalaya semakin dikenal ke seluruh pelosok Indonesia, bahkan sampai ke Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, Thailand, dan Australia. Bahkan umat Islam di negara-negara Eropa dan Amerika.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network