BANDUNG, iNews.id - Sebanyak 55 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung terkonfirmasi positif Covid-19. Akibatnya, Poli Kebidanan dan Kandungan di RSKIA ditutup sementara.
Penutupan dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Jumlah nakes yang terkonfirmasi positif diperkirakan akan terus bertambah karena saat ini, masih dilakukan tracing, tracking, dan testing (3T).
Direktur RSKIA Kota Bandung Taat Tagore mengatakan, 55 nakes yang positif sebagaian di antaranya ada yang dirawat dan ada juga yang hanya melakukan isolasi mandiri selama 10 sampai 14 hari di rumah karena mengalami gejala ringan.
Meski 55 nakes terpapar Covid, kata Direktur RSKIA Kota Bandung, rumah sakit masih melayani pasien yang terindikasi Covid-19 dan pemeriksaan ibu hamil, termasuk pasien yang akan melahirkan.
"RSKIA menyediakan tempat khusus dengan melakukan pengurangaan kapasitas dari yang biasanya 30 menjadi 12 pasien agar ruangan tidak penuh. Artinya rskia tidak melakukan penutupan secara total," kata Taat Tagore, Jumat (25/6/2021).
Taat Tagore menyatakan, karena sulit mencari sumber daya manusia (SDM) nakes pengganti, untuk mengisi kekosongan RSKIA memanfaatkan nakes yang ada dan mengurangi pelayanan di tempat-tempat yang bisa dikurangi.
"Jika dalam kurun waktu satu minggu keadaannya (nakes) belum membaik, akan dilakukan penambahan waktu (penutupan). Namun jika (nakes terpapar Covid) membaik, poli kebidanan dan kandungan bisa kembali dibuka sehingga pelayanan di RSKIA bisa berjalan normal seperti sediakala," ujar Taat Tagore.
Sementara itu, Covid-19 juga menyerang DPRD Kota Bandung sehingga aktivias dihentikan sementara. Penutupan dilakukan setelah sebanyak 21 orang di lingkungan DPRD Kota Bandung terkonfirasi positif terinfeksi virus Corona.
Informasi yang dihimpun MNC Portal Indonesia (MPI), hingga Kamis (24/6/2021) kemarin, sebanyak sembilan staf non-aparatur sipil negara (ASN) dan 12 staf ASN terkonfirmasi reaktif test antigen. Saat ini, mayoritas dari mereka melakukan isolasi mandiri.
Sekretaris DPRD Kota Bandung M Salman Fauzi mengatakan, saat ini pihaknya menerapkan WFH untuk lingkungan DPRD Kota Bandung. Kondisi tersebut akan ditinjau lagi pada pekan depan apakah harus diperpanjang atau sudah lebih baik.
Namun, kata Sekretaris DPRD Kota Bandung, atas pertimbangan pimpinan DPRD Kota Bandung dan anggota lainnya, maka agenda kegiatan DPRD Kota Bandung untuk pekan ini ditunda dan dipindahkan ke hari lain.
“Termasuk rencananya Jumat (25/6/2021) ini kami akan menggelar Rapat Paripurna terpaksa kita jadwal ulang karena kondisi tersebut. Kami tidak ingin nantinya malah penyebaran lebih meluas lagi kepada para anggota DPRD,” kata Sekretaris DPRD Kota Bandung, sebagaimana dikutip dari laman Humas DPRD Kota Bandung, Jumat (25/6/2021).
Kasus 21 staf di Sekretariat DPRD Kota Bandung terkonfirmasi reaktif swab antigen, juga sudah dikonsultasikan dengan pimpinan DPRD dan anggota lain. “Karena sifat dari tupoksi kami di Sekretariat DPRD adalah mendukung kinerja anggota DPRD maka kondisi ini segera kami laporkan ke Pimpinan DPRD dan anggota lainnya,” ujarnya.
Atas kejadian itu, kata dia, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung terus melakukan tracing dan tracking serta testing (3T). Selain itu, sterilisasi juga dilakukan di Gedung DPRD Kota Bandung dengan melakukan penyemprotan cairan disinfektan di seluruh bangunan mulai dari lantai dasar hingga lantai 3 Gedung DPRD Kota Bandung.
“Kamis dan Jumat (24-25/6/2021) ini kami lakukan penyemprotan cairan disinfektan di seluruh ruangan Gedung DPRD Kota Bandung,” tutur M Salman.
Editor : Agus Warsudi
RSKIA Kota Bandung kota bandung Nakes Covid-19 nakes positif Covid tenaga kesehatan positif tenaga kesehatan klaster tenaga kesehatan
Artikel Terkait