Prevalensi stunting di Jabar pada 2021, tutur Juanita, berkategori tinggi. Dinkes Jabar telah melakukan berbagai langkah penanganan stunting lewat program intervensi spesifik dan sensitive. Intervensi spesifik antara lain pemberian tablet penambah darah bagi ibu hamil dan remaja puteri, promosi dan konseling menyusui.
Kemudian, pemberian makanan bayi, hingga suplementasi lewat pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronik dan balita gizi kurang.
"Sedangkan intervensi sensitive antara lain pelayanan keluarga berencana (KB) pascapersalinan pemeriksaan kesehatan yang merupakan bagian dari pelayanan pranikah dan meningkatkan cakupan rumah tangga untuk mendapatkan akses air minum layak di kabupaten/kota lokasi prioritas," tutur Juanita.
Juanita mengatakan, berbagai faktor menjadi penyebab masih banyak balita stunting di Jabar, di antaranya kurangnya akses makanan bergizi. Berdasarkan hasil Studi Diet Total 2014, asupan protein balita Jabar hanya 32,7 persen dari angka ideal 80 persen.
Editor : Agus Warsudi
angka stunting bahaya stunting balita stunting Cegah Stunting kasus stunting penanganan stunting Prevalensi stunting penurunan stunting stunting Provinsi Jawa Barat
Artikel Terkait