get app
inews
Aa Text
Read Next : Kronologi Lengkap Kecelakaan Maut Angkot vs Truk Tronton di Cianjur, 3 Tewas

Viral Aksi Ojol di Bandung Tambal Jalan Berlubang Pakai Uang Pribadi Hasil Narik

Senin, 19 Mei 2025 - 14:02:00 WIB
Viral Aksi Ojol di Bandung Tambal Jalan Berlubang Pakai Uang Pribadi Hasil Narik
Hasan Fiidel (24) pengemudi ojek online (ojol) asal Kecamatam Pasir Jambu, Kabupaten Bandung yang menambal jalan berlubang seorang diri dengan modal dari hasil menarik penumpang. (Foto: MPI/Agi Ilman)

BANDUNG, iNews.id - Hasan Fiidel (24) seorang pengemudi ojek online (ojol) asal Kecamatam Pasir Jambu, Kabupaten Bandung menjadi sorotan setelah aksinya menambal jalan berlubang seorang diri tanpa bantuan pemerintah viral di media sosial. Dia menambal jalan berlubang demi keselamatan pengguna kendaraan lainnya, bermodalkan uang pribadi dari hasil menarik penumpang.

“Saya pernah jatuh karena jalan berlubang waktu narik, sampai handphone saya rusak, LCD-nya pecah. Dari situ kepikiran, jangan sampai orang lain mengalami hal yang sama,” ujar Hasan saat ditemui, Senin (19/5/2025).

Aksi tambal jalan itu baru dijalankan Hasan selama 2 minggu terakhir. Namun perencanaannya sudah dia pikirkan sejak 4bulan lalu.

“Cuma dulu banyak kendalanya, kaya peralatan belum ada, terus bingung aspalnya dari mana,” katanya.

Hasan mengaku belajar tentang cara menambal jalan secara otodidak. Dia mencari informasi melalui internet, termasuk YouTube dan Google.

“Saya belajar 2 hari, terus langsung praktik. Tapi waktu itu enggak langsung ngonten, masih percobaan dulu,” ucapnya.

Dia mengaku, pada praktek awal, dia membeli sendiri bahan-bahan seperti cairan aspal bakar, lem dan pasir beton. Namun setelah memahami prosesnya, kini Hasan memanfaatkan aspal bekas yang terkelupas di pinggir jalan.

“Sekarang modalnya tinggal buat beli gas, bensin sama cairan perekat,” katanya.

Sebelum digunakan, aspal bekas itu dia panaskan terlebih dahulu. Setelah mencair, aspal dituangkan ke lubang yang sebelumnya sudah dilapisi lem perekat.

Dalam sekali menambal, waktu pengerjaan di lapangan hanya memakan waktu sekitar 20 hingga 30 menit. Namun proses mencairkan aspal bisa memakan waktu 2-3 jam.

“Yang lama itu menyiapkan aspalnya,” ujar Hasan.

Saat pertama kali mencoba, dia menghabiskan sekitar Rp500.000 tanpa dokumentasi. Kini, dia mulai membuat konten dan membagikan prosesnya di media sosial.

“Kalau sekarang, tergantung lubangnya. Kayak kemarin di Katapang, cuma habis puluhan ribu aja,” ujarnya.

Hasan mengetahui titik-titik jalan berlubang dari pengalamannya menarik penumpang. Dia mengaku sering memotret jalan berlubang saat dalam perjalanan.

“Biasanya saya tandai waktu narik dari Ciwidey ke Kota Bandung,” katanya.

Meski banyak rekan ojol dan warga yang ingin membantunya, Hasan memilih mengerjakan sendiri. Dia khawatir ada pihak yang memanfaatkan kesempatan.

“Bukan enggak mau dibantu, tapi kita enggak tahu niat orang. Ada yang benar-benar ingin bantu, ada juga yang bisa jadi manfaatin,” ucapnya.

Hasan menegaskan, keluarga dan pemerintah setempat sudah mengetahui kegiatannya. Saat pertama kali menambal jalan di Desa Cibodas, dia terlebih dahulu meminta izin kepada kepala desa.

“Itu adab saya, ngomong dulu sebelum mulai,” katanya.

Aksi sosial ini sudah dia lakukan di beberapa lokasi seperti Ciwidey, Katapang dan Soreang. Hasan menyisihkan pendapatannya dari hasil ojol untuk membiayai kegiatan ini.

“Misalnya saya narik sampai jam 10 pagi, habis itu ngaspal. Setelah beres, lanjut narik lagi sampai malam,” ujarnya.

Rata-rata penghasilan bersihnya per hari sekitar Rp80.000. Sebagian dia alokasikan untuk membeli perlengkapan tambal jalan.

Hasan tidak menyalahkan pemerintah atas kerusakan jalan. Dia yakin pihak terkait memiliki keterbatasan anggaran dan proses.

“Saya yakin pemerintah juga ingin betulin jalan. Tapi kan butuh waktu, dana, prosedur. Saya bantu seadanya aja, daripada nunggu lama tapi lubangnya tetap ada,” katanya.

Meski skalanya kecil, banyak warga yang menghargai dan mengapresiasi upayanya. Ada yang berterima kasih, memvideo, bahkan menyangka dia bekerja untuk pemerintah.

“Saya mah skala kecil, kalau lubangnya gede bukan kerjaan saya,” ucapnya. 

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut