Uniknya Kedai Ikhlas di Bandung, Makan Sepuasnya Bayar Seikhlasnya
BANDUNG, iNews.id - Kota Bandung memang dikenal sebagai surganya kuliner. Berbagai makanan nikmat yang menggugah selera tersaji di kota berjuluk Kota Kembang ini. Tak heran, jika industri kuliner di Bandung maju pesat seiring dengan pertumbuhan pariwisata di sana.
Tak hanya beragam, kuliner Kota Bandung juga masyhur karena keunikannya. Mulai dari jenis panganannya, penyajian dan tempat makannya, bahkan pelayanannya pun banyak yang unik. Salah satunya ada di Kedai Dapur Ikhlas di Jalan Cihapit, Kota Bandung. Sesuai dengan namanya, di sini para pengunjung bisa memesan makanan sepuasnya dengan membayar seikhlasnya.
Jika dilihat dari luar, tidak ada yang berbeda dari tempat makan satu ini. Pengunjung yang masuk akan merasakan kesan yang sama layaknya di kedai makanan lain. Namun yang tak biasa, di sini para pengunjung tidak bisa melihat harga menu makanan. Sang pemilik sengaja tidak memajang harga makanan karena pembeli boleh membayar yang disantapnya dengan jumlah berapapun.
Menu yang ditawarkan juga sangat beragam, seperti nasi goreng, nasi ayam, bahkan makanan ala eropa seperti spageti dan lain sebagainya. Pengunjung bisa memilih makanan apapun yang ingin disantapnya sesuai selera.
Di warung lainnya, usai makan pengunjung biasanya akan langsung membayar ke kasir. Namun di warung ini, pengunjung diminta mengisi dua buah celengan di dekat meja kasir. Satu celengan untuk makanan dan satu celengan untuk donasi.
Adam Ramdhani, pemilik kedai Dapur Ikhlas mengatakan, dirinya membuat konsep seperti ini untuk berbagi dengan sesama di Bulan Ramadan. “Kalau saya menjual makanan sejak awal 2017. Namun konsep Kedai Ikhlas ini baru kami mulai sejak awal 2018,” kata Adam, saat ditemui di warungnya, Senin (21/5/2018) dini hari.
Menurutnya, yang membedakan kedai miliknya dengan kedai lain yaitu pada cara pembayarannya. “Jadi kami siapkan dua celengan. Yang satu untuk pembeli membayar makanannya. Kami bebaskan pembeli untuk menilai sendiri makanannya. Yang kedua itu untuk donasi berbagi nasi. Karena kami juga punya program berbagi nasi ke orang-orang yang membutuhkan,” ucap Adam.
Adam mengaku banyak yang bertanya apakah dia tak pernah rugi dengan konsep warung makan seperti itu. Namun ternyata dirinya lebih sering mendapat untung. “Jadi banyak yang datang ke sini dan bayar lebih dari harganya. Jadinya menutupi teman-teman yang datang tapi uangnya kurang untuk membayar. Pokoknya lebih sering untung,” katanya.
Sena, salah seorang pembeli mengatakan, dirinya sering mengunjungi Dapur Ikhlas karena konsep yang ditawarkan beda dengan yang lain. “Pertama kali saya pernah menonton di TV konsep warung seperti ini ada di luar negeri. Ternyata ada juga di Bandung. Terus tempatnya tidak jauh dari rumah. Ya jadinya sering ke sini,” ucapnya.
Kendati baru didirikan pada awal 2018, namun peminat Dapur Ikhlas sudah cukup banyak. Selain karena menunya yang beragam, banyak dari pengunjung yang menyukai konsep membayar makanan sambil berdonasi yang ditawarkan kedai ini.
Editor: Himas Puspito Putra