TNI AU Investigasi Prajurit Kopasgat asal Soreang Meninggal Insiden Terjun Payung
JAKARTA, iNews.id - TNI AU mengusut kasus kecelakaan dua orang prajurit Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat). Insiden tersebut saat latihan terjun payung di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Rabu (5/3/2023). Untuk mengusut kasus tersebut, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo tengah membentuk tim investigasi.
Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan latihan bersama terjun payung prajurit Kopasgat digelar dalam rangka gladi kotor menjelang upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma.
"Sekarang sedang dibentuk tim investigasi untuk mencari penyebab kenapa terjadinya kecelakaan tersebut," ujar Fadjar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (6/4/2023).
Dia memperkirakan, kecelakaan tersebut terjadi saat melakukan terjun lenting (bungee jumping) yang mengakibatkan tabrakan di udara. Menurutnya, kejadian tersebut tidak dapat dihindari, sehingga menimbulkan korban jiwa.
"Dan jenazah Sertu Agung sudah dimakamkan di kampung halamannya di Soreang dengan upacara kemiliteran," ucapnya.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah menyampaikan, Sertu Agung sempat dibawa ke rumah sakit, namun beberapa jam kemudian meninggal dunia.
Sementara satu anggota Kopasgat lainnya, kata dia masih dalam proses pemulihan dan sedang dirawat di Rumah Sakit Udara dr. Esnawan Antariksa.
Selain itu dia juga meminta kepada masyarakat apabila menemukan video dan foto terkait kecelakaan ini agar tidak disebarluaskan demi menjaga perasaan keluarga yang ditinggalkan.
"Mohon kita jaga keluarga ya, kalau menemukan foto-foto yang kira-kira kurang pantas dilihat simpan saja," katanya.
Dia salut terhadap anggota Kopasgat yang tetap semangat melaksanakan tugas terjun payung dengan baik di tengah kehilangan rekannya.
"Saya kira moril mereka luar biasa. Saya sesama angkatan udara salut sama mereka," ucapnya.
Adanya insiden itu, jumlah penerjun diubah dari yang awalnya menggunakan dua pesawat kini menjadi satu pesawat dan jumlahnya tidak lagi sebanyak 77 orang, namun menjadi 18 orang.
Editor: Kurnia Illahi