Tekan Harga Sembako, Pemkot Bandung Bakal Subsidi Rp2 Miliar ke Bulog

BANDUNG, iNews.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bakal mengalokasikan anggaran Rp2 miliar pada tahun 2024 untuk mengendalikan harga pangan. Dana tersebut akan disubsidikan kepada Perum Bulog.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menyatakan, Kota Bandung telah berhasil menangani permasalahan inflasi. Bahkan lebih rendah dibandingkan nasional.
"Inflasi kita bagus. Year on year (YoY) kita bagus, year to day kita juga bagus, bahkan deflasi. Month to month juga deflasi. Angka inflasi Kota Bandung itu berada di bawah angka nasional. Angkanya sangat terkendali," ujar Ema, Selasa (10/10/2023).
Dia menyebutkan, ada beberapa upaya yang telah dilakukan Pemkot Bandung guna menstabilkan harga, salah satunya operasi Ppasar dan pasar murah.
"Operasi pasar dan pasar murah itu rutin kita adakan untuk menjaga kestabilan harga. Ini diberlakukan di seluruh wilayah kecamatan Kota Bandung," ucapnya.
Bahkan, tahun depan Pemkot Bandung akan menganggarkan sebanyak Rp2 miliar untuk subsidi ke Bulog demi menjaga kestabilan harga bahan pokok bagi masyarakat.
"Anggaran ini akan kita subsidi ke Bulog. Lalu Bulog akan membantu menyiapkan harga yang pasti di bawah harga pasar. Itu strategi kita yang akan terus dipertahankan," ujarnya.
Melalui upaya tersebut, Ema optimistis inflasi Kota Bandung bisa terus terkendali dan harga kebutuhan pokok di Kota Bandung relatif stabil.
Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik, inflasi month to month (MtM) Kota Bandung pada September 2023 terjadi sebesar 0,11 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,45.
Angka ini sama dengan inflasi Jawa Barat dan lebih baik dibandingkan nasional. Inflasi Jawa Barat sebesar 0,11 persen, sedangkan inflasi MtM nasional sebesar 0,19 persen.
Beberapa komoditas yang memberi andil inflasi dan deflasi pada bulan ini, di antaranya beras sebesar 0,21 persen, bensin sebesar 0,06 persen, rokok kretek filter sebesar 0,01 persen, daging ayam ras sebesar 0,01 persen, dan cabai rawit sebesar -0,01 persen.
Editor: Asep Supiandi