Tanjakan Naga Terkenal Terjal, Kerap Sulitkan Wisatawan ke Lembang KBB
BANDUNG BARAT, iNews.id - Tanjakan Naga di Kampung Tugu, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) banyak menelan korban kendaraan akibat tidak kuat menanjak. Apalagi di musim libur Lebaran ini, jalan alternatif dari Kota Bandung ke Lembang itu banyak dilintasi kendaraan wisatawan.
Baik mobil ataupun motor yang ditumpangi para wisatawan banyak yang gagal menanjak di tanjalan ini. Akibatnya sejumlah kendaraan terpaksa harus diganjal batu dan dibantu didorong oleh warga. Sementara para penumpangnya terpaksa harus turun jalan kaki agar beban motor dan mobil berkurang.
"Tadi telat oper gigi, makanya kendaraan jadi gak kuat nanjak karena telat ambil ancang-ancang dari bawah," kata salah seorang wisatawan asal Kabupaten Bandung, Ridwan (39), Jumat (28/4/2023).
Dia mengaku baru pertama kali melintas di jalan Tanjakan Naga ini sehingga tidak mengetahui medan tanjakannta cukup panjang. Beruntung mobilnya masih bisa tertahan setelah warga yang berjaga membantu mengganjal bab dan mendorong mobilnya.
Menurutnya, jalan alternatif melalui Punclut dari Kota Bandung menuju Lembang dipilih karena dirinta tidak mau terjebak kemacetan di Jalan Setiabudi-Lembang. Pasalnya, Jalan Raya Lembang kerap macet akibat ada hambatan di depan pintu masuk objek wisata The Great Asia Afrika.
"Tadi sempat pakai aplikasi Google Maps, diarahkan lewat jalan alternatif ini. Tapi ternyata kontur jalannya banyak tanjakan," katanya.
Banyaknya kendaraan yang gagal naik di Tanjakan Naga Lembang membuat warga dan sejumlah relawan berjaga-jaga untuk membantu menghindari adanya kecelakaan lalu lintas. Sebabnya, selain tanjakan yang ekstrem, jalur itu juga rawan kecelakaan akibat rem kendaraan blong dan badan jalan berlubang.
"Kalau sopir gak tahu medan dan gak berpengalaman banyak yang gagal melewati Tanjakan Naga. Makanya warga banyak yang siaga membantu ganjel ban atau ngedorong mobil yang mogok," kata salah seorang warga yang membantu mendorong kendaraan, Bagas (23).
Untuk menghindari kejadian yang tidak diharapkan, warga berinsiatif menutup lubang di jalan yang rusak dengan batu koral yang dimasukkan dalam karung. Sebelumnya oleh pengurus RW dan warga pernah swadaya mengecot jalan tapi sudah rusak lagi karena terkikis air hujan.
"Jalan Punclut ini kerap dilintasi pengguna kendaraan yang tak ingin terjebak macet di jalur arteri Lembang, meskipun jalurnya ekstrem," ucapnya.
Editor: Asep Supiandi