Tanjakan "Maut" Cae, Jalur Alternatif di Punggung Gunung Cakrabuana, Curam dan Berkelok

SUMEDANG, iNews.id - Tanjakan Cae jadi sorotan masyarakat menyusul peristiwa kecelakaan maut bus pariwisata Sri Padma Kencana yang menyebabkan nyawa 27 penumpang melayang. Lokasi kejadian memang dikenal curam karena merupakan punggung Gunung Cakrabuana.
Dalam peristiwa kecelakaan tunggal yang terjadi Rabu (10/3/2021) selepas magrib, tepatnya pukul 18.20 WIB, bus nahas yang mengangkut rombongan study tour dan peziarah SMP IT Al Muawanah, Cisalak, Kabupaten Subang itu terjun ke jurang sedalam 20 meter.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Tanjakan Cae di Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Sumedang, merupakan bagian dari jalur alternatif Garut-Sumedang di punggung Gunung Cakrabuana yang berada di antara tiga kabupaten, yakni Sumedang, Garut, dan Tasikmalaya.
Tanjakan Cae yang membentang sepanjang 2 kilometer melintasi tiga wilayah desa, yakni Desa Cikareo Selatan, Sukajadi, dan Cilengkrang ini memang dikenal rawan kecelakaan.
Jika dilintasi dari arah Garut, tepatnya kawasan Malangbong, Tanjakan Cae memiliki turunan tajam dengan kontur berkelok. Tingkat kerawanan semakin tinggi karena di sisi kiri Tanjakan Cae terhampar jurang curam dan tebing yang menjulang tinggi di sisi kanan.
Terlepas dari kondisi teknis, warga setempat pun banyak yang meyakini bahwa Tanjakan Cae pun angker menyusul banyak peristiwa kecelakaan yang memakan korban sejak dulu kala.
Bahkan, ada warga yang meyakini bahwa Tanjakan Cae jangan dilintasi saat waktu Magrib tiba mengingat kecelakaan kerap terjadi di waktu tersebut seperti kecelakaan maut yang menimpa bus Sri Padma Kencana itu.
Berdasarkan catatan, sejumlah kecelakaan terjadi di Tanjakan Cae sejak era tahun 80-an dimana sebagian di antaranya memakan banyak korban jiwa seperti kecelakaan yang melibatkan grup kesenian calung, Ki Jebrag Group pada 1980.
Kecelakaan terjadi akibat truk yang ditumpangi grup tersebut terjun ke jurang hingga membuat sejumlah kru dan pimpinan grup, Ki Jebrag tewas.
Masih terngiang di ingatan, pada Rabu 1 Februari 2012 silam, kecelakaan di Tanjakan Cae juga sempat menjadi sorotan publik. Kala itu, sebuah bus bernama Maju Jaya juga terperosok ke dalam jurang akibat rem blong saat melintas di Tanjakan Cae.
Peristiwa tersebut amat mirip dengan kejadian terperosoknya bus Sri Padma Kencana. Selain waktu kejadian yang tak jauh berbeda, yakni menjelang waktu magrib atau sekitar pukul 15 WIB, peristiwa tersebut juga mengakibatkan banyak korban nyawa.
Sebanyak 12 penumpang (sebelumnya diberitakan 9 orang) bus nahas itu tewas dan 26 penumpang lainnya luka-luka dalam peristiwa tersebut.
Belum lagi rentetan kejadian kecekaan lainnya yang menyebabkan korban tewas dan luka-luka, seperti peristiwa kecelakaan bus rombongan penganten pada Sabtu 23 Juni 2018 lalu yang terbalik dan mengakibatkan satu penumpangnya tewas serta kecelakaan lainnya yang melibatkan kendaraan pribadi hingga sepeda motor.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar Hery Antasari mengatakan, Tanjakan Cae merupakan jalur rawan kecelakaan. Menurutnya, tingkat kerawanan Tanjakan Cae sama halnya seperti Tanjakan Panganten di Kabupaten Garut dan Tanjakan Emen di Kabupaten Subang yang juga kerap memakan korban jiwa.
Hery mengatakan, Dishub Jabar bersama kepolisian, Ditjen Hubdat, KNKT, dan Jasa Raharja tengah melakukan rekontruksi untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan tersebut.
"Kami di sini masih olah TKP (tempat kejadian perkara)," kata Hery di lokasi kejadian kecelakaan bus Sri Padma Kencana, Kamis (11/3/2021).
Hery mengemukakan sejumlah indikasi terkait penyebab kecelakaan tersebut, salah satunya pemahaman sopir bus tentang kondisi Tanjakan Cae, diduga minim.
Sebab, bus pariwisata nahas tersebut bukanlah bus reguler yang selalu melintasi Tanjakan Cae. "Biasanya, jika pengemudi memiliki pemahaman soal rute, mereka bisa mengantisipasi (kecelakaan)," ujarnya.
Editor: Agus Warsudi