Tak Ada Biaya, Ibu dan Anak Korban Pembacokan di Gununghalu KBB Sempat Tertahan di RS

BANDUNG BARAT, iNews.id - Dua korban pembacokan di Desa Celak, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) harus menjalani penanganan medis di RSHS Bandung. Saat keduanya sembuh dan bisa pulang, sempat tertahan akibat proses administrasi pembayaran biaya pengobatan yang belum selesai.
Keduanya merupakan korban pembacokan ibunya yang berinisial A (62). Mereka Siti Saidah (25) dan buah hatinya Nasar (9 bulan) warga Kampung Celak Kidul RT 03/08, Desa Celak, Kecamatan Gununghalu.
"Sejak Senin kemarin sebenarnya udah ngabarin bisa pulang ke rumah, tapi karena terganjal administrasi biaya yang belum dibayar, sempat tertahan. Jadi baru pulang Rabu (16/3) malam," kata Sekretaris Desa Celak, Ayi Safari saat ditemui di kantornya, Kamis (17/3/2022).
Ayi yang rumahnya tidak jauh dari tempat tinggal korban menyebutkan, selama 10 hari di rawat di RSHS Bandung Siti Saidah totalnya mendapatkan 100 jahitan untuk semua lukanya. Sedangkan anaknya jahitannya lebih sedikit karena lukanya hanya dibagian pelipis pipi saja.
Disebutkannya, untuk biaya rumah sakit total mencapai sekitar Rp85 juta. Sekitar Rp50 juta sudah dibayar oleh donasi dari Yayasan KitaBisa, sementara sisanya Rp35 juta saat itu masih bingung uangnya darimana. Apalagi keluarga korban secara ekonomi kurang mampu sehingga tidak mungkin harus menyediakan uang sebanyak itu.
Ayi juga mengaku ternyata baru mengetahui jika korban penganiayaan ternyata tidak bisa dicover oleh pembiayaan dari BPJS Kesehatan atau program Masyarakat Miskin (Maskin). Pihak keluarga kesulitan mencari donasi, lalu ke sana ke mari meminta bantuan yang akhirnya kondisi itu terdengar oleh anggota DPRD KBB dari Fraksi PKS Nur Djulaeha.
"Akhirnya ada bantuan dari beliau (Bu Nur) sehingga ibu dan anak itu bisa pulang dari rumah sakit. Namun sang ibu kondisi kejiwaannya seperti yang masih tertekan sehingga masih sulit diajak komunikasi," tuturnya.
Menurutnya, saat ini keduanya menetap di rumah kakaknya, Suparman yang tidak jauh dari rumah yang jadi tempat kejadian perkara. Rumah tersebut saat ini masih dipolice line dan kondisinya masih sama seperti awal kejadian karena bercak dan ceceran darah belum dibersihkan, mengingat informasinya pihak kepolisian akan melakukan olah TKP lanjutan.
Adik dari pelaku A, Fatah (48) berharap agar polisi segera membuka police line di rumah tersebut. Sebab keluarga dan tetangga ingin membersihkan kondisi rumah dan darah yang masih berceceran supaya bisa menghilangkan kesan angker.
"Keluarga inginnya rumahnya segera dibersihkan, dicat lagi. Kalau sekarang hawanya serem, bahkan kalau magrib udah jarang warga yang lewat sini," kata pria yang rumahnya berjarak sekitar 10 meter dari TKP ini.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Nur Djualaeha mengatakan, alasan membantu korban semata-mata karena kemanusiaan. Sebab kasihan jika mereka tidak bisa pulang, padahal sebelumnya sudah mengalami peristiwa yang tidak mengenakan.
"Bantuan itu demi kemanusiaan, selama kita masih mampu menolong saudara, tetangga, atau orang lain, kenapa tidak," ujarnya.
Seperti diketahui aksi pembacokan yang dilakukan A (62) menggemparkan warga Kampung Celak Kidul RT 03/08, Desa Celak, Kecamatan Gununghalu, KBB, Senin (7/3/2022). Peristiwa itu menyebabkan suami pelaku, Pandi (63) tewas dengan luka bacok. Sementara anak pelaku, Siti Saidah (25) dan cucunya Nasar (9 bulan) selamat dan harus dirawat di rumah sakit.
Editor: Asep Supiandi