Sopir Bus Maut di Sukabumi Ternyata Seorang Kernet, Ini Pengakuannya

SUKABUMI, iNews.id – Fakta baru terungkap dari hasil penyelidikan atas kasus kecelakaan bus yang terjadi di tikungan S, Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), Sabtu (8/9/2018). Sopir maut saat olengnya bus hingga terjun ke jurang ternyata seorang kondektur atau kernet, sedangkan sopir utama saat itu sedang beristirahat karena mengantuk.
Sopir bus maut itu diduga sempat berupaya melarikan diri namun ditemukan warga saat sedang menuruni jurang dan menjauh dari lokasi tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan. Dia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palabuan Ratu untuk mendapat perawatan.
Identitas kernet yang jadi sopir bus maut yakni bernama Adam, warga Jakarta. Dia mengalami luka lecet di bagian kepala dan kaki, serta patah tulang di tangan kanan.
Adam mengakui saat itu dia yang mengendarai bus nahas tersebut. Sesaat sebelum kecelakaan, sopir bus meminta untuk menggantikannya membawa kendaraan karena mengantuk. Tawaran itu diterima Adam yang selanjutnya membawa bus menuju lokasi wisata yang berujung kecelakaan maut.
“Saya kondektur. Sopir katanya ngantuk banget dan minta tolong untuk digantikan. Saya gantiin bawa busnya,” kata Adam di bangsal perawatan RSUD Palabuhan Ratu, Senin (10/9/2018).
Adam menilai kondisi bus tidak laik jalan, karena saat posisi turunan di tikungan, kondisi rem blong sehingga dia tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya. “Saat saya bawa diturunan rem-nya blong. Saya coba dari gigi lima langsung ke gigi satu. Saat itu saya dihalangi motor, kalau tidak akan menabrak dinding,” ujarnya.
Adam juga membantah melarikan diri. Dia mengaku tidak melompat keluar saat bus masuk jurang, tapi tetap bertahan hingga kendaraan berhenti. Setelah itu dia keluar untuk mencari air karena merasa haus dan bersembunyi di dekat Sungai Citarik. “Saya haus dan takut dipukuli warga,” ucapnya.
Diketahui dalam kecelakaan maut tersebut 23 orang tewas. Para korban merupakan karyawan PT Catur Putra Raya, Bogor, yang sedang dalam perjalanan gathering.
Editor: Donald Karouw