Soal Kelangkaan Minyak Goreng, Dedi Mulyadi: Masak Negara Kalah oleh Mafia
BANDUNG, iNews.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengusulkan agar dibentuk panitia khusus (pansus) untuk menelusuri permasalahan minyak goreng. Pansus harus membongkar mafia di balik kelangkaan minyak goreng di masyarakat.
Pria yang akrab disapa Kang Dedi itu mengatakan, harus segera dilakukan penelusuran dan tindak lanjut mengenai keberadaan mafia minyak goreng.
“Ini (kalangkaan minyak goreng) harus segera diteliti dan ditindaklanjuti. Cari siapa pelaku mafia minyak goreng ini. Publik harus tahu para pelakunya,” kata Kang Dedi dalam rilis yang diterima iNews.id, Sabtu (19/3/2022).
Menurut Kang Dedi, langkah tersebut harus segera dilakukan agar negeri ini terbebas dari para mafia yang mengambil keuntungan di saat rakyat menderita. Selain berfokus membongkar mafia minyak goreng, pansus juga harus mampu mencegah kasus serupa terjadi terhadap bahan pokok lain.
“Ini agar negeri ini tidak dimainkan oleh orang yang mengambil keuntungan di atas penderitaan rakyat. Masak negara kalah oleh mafia. Makanya waktu itu saya dan beberapa teman yang mengikuti rapat gabungan di Komisi dipimpin Pak Rahmat Gobel itu diusulkan membuat pansus minyak goreng, dan Pak Rahmat Gobel dalam penutupannya menyetujui untuk dibuat pansus," ujar Kang Dedi.
Sekarang, tutur Kang Dedi, saat harga tak lagi diatur pemerintah dan diserahkan ke pasar tiba-tiba stok minyak goreng menjadi melimpah. Meskipun harga jual naik signifikan.
“Artinya ada mafia yang sengaja menyimpan barang dulu. Kemudian setelah dibuka ruang mereka menjual dengan harga sesuai keinginan. Nah publik harus paham dong siapa saja yang terlibat,” tutur eks Bupati Purwakarta ini.
Kang Dedi berharap pansus bisa segera menemukan titik terang mengenai permasalahan minyak goreng. Terlebih dalam hitungan hari mayoritas warga Indonesia akan memulai ibadah Ramadhan dan permintaan bahan pokok akan sangat meningkat.
Diketahui, Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi kembali mangkir dari rapat gabungan yang digelar DPR RI pada Rabu (16/3/2022). Ini adalah kali kedua Mendag tak hadir dalam rapat yang salah satu fokusnya membahas masalah kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi kecewa dengan sikap Mendag yang kembali tak hadir untuk diminta penjelasannya terkait permasalah minyak goreng. “Dari sisi kelembagaan kita menghadirkan Mendag saja dua kali tidak bisa. Artinya sudah ada pelecehan terhadap lembaga ini,” ujar Kang Dedi.
Dalam pemanggilan pertama, kata Dedi, Mendag diundang mangkir dan malah terlihat di media tengah menikmati kopi. “Kemudian Mendag keliling berakrobat dengan berbagai pernyataannya di media tentang minyak goreng dijual keluar sampai ke penyelundupan dan segala macam. Sekarang kita undang hari ini ada Ratas (Rapat Terbatas),” ujarnya.
Kang Dedi tak setuju ada pemanggilan ketiga terhadap Mendag. Dia lebih setuju DPR membentuk pansus minyak goreng. “Saya tidak setuju kalau Mendag dipanggil lagi. Saya lebih setuju dibuat Pansus Minyak Goreng dan meminta Mendag mempertanggung jawabkannya. Jangan sampai publik menganggap DPR tidak berani pada menteri perdagangan. Tidak boleh DPR diatur-atur menteri,” tutur Kang Dedi.
Sebelum mengikuti rapat gabungan, Dedi Mulyadi melakukan sidak ke pasar tradisional dan minimarket untuk mencari informasi terkait minyak goreng. Hasilnya nihil. Di pasar tradisional minyak goreng berbagai jenis langka karena harga mahal. Sementara di minimarket minyak selalu habis diserbu masyarakat.
“Begitu datang langsung diserbu. Belum juga dipajang sudah diserbu habis. Datang barangnya gak tentu paling 2 hari sekali, yang datang gonta-ganti mereknya,” ujar salah seorang kasir minimarket.
Kang Dedi Mulyadi berharap masalah minyak cepat selesai. Sehingga tak ada lagi korban meninggal dunia saat antre minyak goreng dan harga juga stok kembali normal menjelang Ramadhan.
Editor: Agus Warsudi