Situasi Dago Atas Kondusif usai Ricuh Pemblokiran Jalan

BANDUNG, iNews.id - Situasi di Jalan Ir H Juanda atau Dago Atas, Bandung telah kondusif setelah sempat terjadi kericuhan akibat aksi blokir jalan oleh warga pada Senin (14/8/2023) malam. Polisi meminta blokade dibuka.

Kini jalur Dago Atas bisa dilewati kendaraan. Pengalihan arus yang sebelumnya diarahkan menuju Jalan Tubagus Ismail saat ini telah dibuka. Pengendara dari arah bawah, bisa menuju Dago Atas tepatnya melalui Terminal Dago dan SPBU. 

Baca Juga

Warga Dago Elos Blokir Jalan, Polisi Bubarkan Paksa Massa

"Situasi sudah mulai kondusif, jalanan juga sudah dibersihkan," kata Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono. 

Menurut Budi, usai memukul mundur warga, polisi melakukan pembersihan berbagai material yang berserakan di jalan. Beberapa polisi siaga di lokasi mengantisipasi terjadi hal yang tidak diinginkan. 

Baca Juga

Viral Anggota Geng Motor Rusak Mobil di Dago Bandung, 5 Pelaku Ditangkap

Diberitakan sebelumnya, pembubaran paksa dilakukan polisi sekitar pukul 23.00 WIB. Puluhan anggota Polrestabes Bandung memukul mundur warga mengenakan pakaian anti huru-hara lengkap. 

Baca Juga

Puluhan Kafe dan Tempat Hiburan di Dago Pakar Bandung Ditertibkan Polisi

Polisi juga mengerahkan kendaraan water canon untuk membubarkan aksi warga memblokir jalan dari Terminal Dago hingga SPBU Dago atas. Pembubaran yang dilakukan polisi mendapatkan perlawanan warga dengan melempar batu, membakar ban bekas, dan lainnya. 

Polisi kemudian melepas gas air mata untuk membubarkan aksi blokade warga. Tampak api berkobar di jalanan dari ban bekas yang dibakar warga. Berbagai bend  berserakan di jalanan. 

Aksi blokade warga disebabkan adanya sengketa lahan di kawasan tersebut. Lahan yang saat ini ditempati warga diklaim dimiliki oleh salah satu pihak. 

Warga kesal lantaran upaya mereka melakukan pelaporan ke Polrestabes Bandung tak kunjung mendapat respons. Bahkan mereka telah mendatangi Mapolrestabes Bandung sejak siang hari. 

"Laporan kami ditolak polisi, mereka minta bukti bukti sertifikat tanah. Padahal kami sudah menunggu sampai delapan jam," ujar salah seorang warga, Rizkia. 

Editor: Reza Yunanto