Serapan Tenaga Kerja Lokal oleh Perusahaan di Jabar Belum Maksimal, Ini Janji Ridwan Kamil
BANDUNG, iNews.id - Serapan tenaga kerja lokal oleh perusahaan di Jawa Barat belum maksimal. Menanggapi masalah itu, Gubernur Jabar Ridwan Kamil berjanji memperbaikinya.
Ridwan Kamil mengatakan, seharusnya, daerah asal tenaga kerja yang masuk ke wilayah Jabar bisa membuka lapangan kerja yang banyak. Sehingga, peluang warga Jabar untuk bekerja di daerahnya bisa lebih tinggi terserap.
"Yang jadi pertanyaan, provinsi asal para pekerja yang bekerja di Jabar juga harus memberi lapangan pekerjaan. Sehingga terjadi pengutamaan kepada warga lokal," kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, Senin (31/7/2023).
Kang Emil tidak menampik kondisi saat ini terjadi, yaitu, dunia kerja di Jawa Barat masih banyak didominasi oleh warga luar Jabar. Bahkan angkanya di atas 20 persen.
"Jabar tidak hanya jadi lapangan pekerjaan untuk warganya, hampir di atas 20 persen pekerja di Jabar KTP-nya bukan dari Jabar, kami tidak bisa menghalangi," ujar Kang Emil.
Karena itu, tutur Gubernur Jabar, di sisa masa jabatannya, berjanji membenahi persoalan tersebut. Pemprov Jabar tidak dapat menyalahkan perusahaan yang memperkerjakan bukan dari warga lokal. Sebab, perusahaan memiliki standard tersendiri.
"Tapi kekurangan warga lokal sebagai tenaga kerja kita perbaiki, kita tidak menyalahkan industri karena mereka punya standar sebagai syarat bekerja di perusahaan, itu akan kita tingkatkan salah satunya SMK kita sudah tematik," ujar Kang Emil.
Sebelumnya, Kadisnakertrans Jabar Taufik Garsadi mengatakan, rendahnya serapan tenaga kerja lokal mengakibatkan tingginya angka pengangguran. Banyak perusahaan yang dapat modal dari asing justru memperkerjakan tenaga kerja dari luar Jabar.
"Itu jadi investasi yang masuk itu kan harusnya membuat lapangan pekerjaan. Ternyata lapangan pekerjaan ini tidak hanya diisi oleh orang Jawa Barat," kata Kadisnakertrans Jabar, Sabtu (29/7/2023).
Taufik Garsadi menyatakan, kondisi serapan tenaga kerja lokal yang belum maksimal ini berbanding terbalik dengan banyaknya investasi asing yang masuk wilayah Jabar. Seharusnya, ketika investasi besar, maka serapan tenaga kerja lokal juga bisa terserap secara maksimal.
Berdasarkan data yang dimilikinya, pekerja yang ada di wilayah Jawa Barat 20 persen bukan warga lokal. Pekerja banyak dari luar Provinsi Jawa Barat. Apalagi, kata dia, pekerja yang ada di wilayah kawasan industri. "Saya punya data 21 persen pekerja itu dari luar. Terutama di daerah kawasan industri, 40 persenan dari luar," ujar Taufik Garsadi.
Editor: Agus Warsudi