Sejarah Wayang Golek, Jenis dan Tokohnya
JAKARTA, iNews.id - Sejarah wayang golek, merupakan salah satu budaya Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan keseniannya
Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas kebudayaan dan keseniannya masing-masing yang unik. Salah satu kesenian yang terkenal berasal dari daerah Jawa Barat, yakni wayang golek.
Bahkan wayang golek masuk daftar warisan budaya tak benda oleh UNESCO sejak 2003.
Pada era modern ini, wayang golek semakin banyak diminati oleh masyarakat. Wayang golek juga tidak hanya diminati sebagai seni pertunjukan saja, namun terdapat pertaruhan budaya, politik, agama, hingga kondisi sosial budaya yang tergambarkan.
Wayang merupakan boneka tiruan yang terbuat dari pahatan kayu dan sebagainya. Di Indonesia terdapat dua jenis wayang, yakni kulit dan kayu.
Wayang kayu merupakan wayang yang berasal dari Jawa Barat dan populer dengan nama wayang golek. Awal kemunculan wayang golek ini masih dipercaya masih berkaitan dengan keberadaan wayang kulit.
Penyebaran wayang di Jawa Barat dimulai di era pemerintahan Raden Patah dari Kerajaan Demak dan disebarluaskan oleh para Wali Songo. Termasuk Sunan Gunung Jati yang memanfaatkan pagelaran wayang sebagai media dakwah untuk menyebarkan Islam di masa pemerintahan Kasultanan Cirebon.
Pada 1584 Masehi di Jawa Tengah, Sunan Kudus menciptakan wayang golek pertama. Dalam sejarahnya wayang golek awalnya hanya dilaksanakan oleh kaum bangsawan, terutama para bupati di Jawa Barat yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan wayang golek.
Awalnya pertunjukan wayang golek diselenggarakan oleh Priyayi di lingkungan Istana atau kabupaten. Di daerah Cirebon, disebut sebagai wayang golek papak atau cepak karena memiliki bentuk kepala yang datar.
Pada 1583, Sunan Kudus membuat wayang dari kayu yang kemudian disebut wayang golek. Sejalan dengan hal tersebut, pada abad 16 Sunan Kudus membuat bangun ‘wayang purwo’ sebanyak 70 unit dengan cerita menak yang diiringi dengan gamelan salendro.
Pertunjukannya dilakukan pada siang hari dan wayangnya tidak memerlukan kelir. Bentuknya juga menyerupai boneka yang terbuat dari kayu (bukan kulit). Jadi seperti golek, dan hal itulah yang menyebabkan wayang tersebut dinamakan wayang golek.
Pementasan wayang golek di tanah Parahyangan dimulai sejak Kesultanan Cirebon di masa pemerintahan Panembahan Ratu yang merupakan cicit dari Sunan Kudus.
Saat itu digelar pertunjukan wayang cepak, disebut demikian karena wayang cepak memiliki bentuk kepala yang datar.
- Wayang golek gaya Cirebon dengan cerita purwa, cepak dan menak
- Wayang Golek gaya Sunda dengan cerita purwa
- Wayang Golek Gaya Yogyakarta dengan cerita menak
- Wayang Golek gaya Kebumen dengan cerita menak
- Wayang Golek gaya Tegal dengan cerita purwa dan menak
- Wayang Golek gaya Surakarta dengan cerita menak
- Hanoman
- Aswatama
- Arjuna
- Gatot Kaca
- Bambang Kaca
- Dewi Drupadi
- Gareng
- Semar
- Cepot
- Dawala
Itulah informasi mengenai sejarah wayang golek yang merupakan salah satu kesenian di Tanah Air yang harus tetap dijaga dan dilestarikan.
Editor: Kurnia Illahi