Sang Suami Dipercaya Jadi Capres, Istri Doakan Ganjar Pranowo Amanah
BANDUNG, iNews.id - Perjalanan Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo hingga sampai tahap sekarang ini tidak lepas dari peran sang istri, Siti Atiqoh Supriyanti.
Menyadari bahwa sang suami adalah pejabat publik, Siti Atiqoh akhirnya bisa menerima jika waktu Ganjar Pranowo banyak dihabiskan mengurus masyarakat. Sehingga kesempatan untuk berkumpul keluarga menjadi sangat terbatas.
"Memang waktu bersama keluarga sangat terbatas. Tapi karena sudah niat mewakafkan jiwa dan raga untuk bangsa dan negara, maka konsekuensinya seperti itu," ucapnya dalam One on One bersama Inews TV di Jakarta, Sabtu (17/6/2023) sore.
Dirinya memiliki prinsip jika keluarga adalah satu paket kesatuan, sehingga ketika ada salah satu yang mendapatkan amanah maka semua harus mensupport. Termasuk ketika suaminya mendapatkan tugas dari partai sebagai Gubernur Jawa Tengah sekaligus menjadi bacapres.
Selaku seorang istri, Siti mengaku akan ikut memperjuangkan apa yang menjadi tugas suami. Apapun konsekuensi yang datang termasuk ketika ada bully-an kepada hal-hal yang kecil, maka harus siap menghadapinya.
"Ini amanah buat Mas Ganjar, maka saya dan keluarga harus support berjuang, apapun konsekuensinya harus dihadapi," tegasnya.
Siti mengaku, selalu mensupport dan mendoakan sang suami dan anaknya dalam setiap salat, puasa, atau berzikir, pasti akan selalu terangkai doa untuk keluarganya. Hal itu yang bisa menguatkannya dan diberikan kelancaran, sebab ketika semua diserahkan kepada Sang Kuasa pasti selalu ada jalan dan kekuatan.
Meskipun begitu, lanjut Siti, dengan berbagai kesibukan yang ada keluarga tetap menjadi prioritas untuk diperhatikan. Sehingga dalam sebulan sekali selalu meluangkan waktu bersama suami dan anak untuk bertemu, seperti olahraga atau makan bersama.
"Saya sama Mas Ganjar berkomitmen memprioritaskan anak. Misalnya kalau ada acara yang bentrok dengan pembagian rapor anak, maka kami saling back up akan prioritaskan untuk anak, karena itu kan hanya dua kali dalam setahun, jadi agenda yang lain ditunda atau dimundurkan," tuturnya.
Editor: Nur Ichsan Yuniarto