RS Al-Ihsan Bandung Berstatus Paripurna, Siap Tangani Pasien Penyakit Jantung di Jabar
BANDUNG, iNews.id - RS Al-Ihsan, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, kini berstatus paripurna dengan sarana prasarana dan fasilitas lengkap dan sumber daya mumpuni. Rumah sakit milik Pemprov Jabar ini siap menangani pasien penyakit jantung di Jawa Barat.
"Dengan sarana dan prasarana lengkah, serta SDM mumpuni, RS Al-Ihsan siap membantu masyarakat dalam penanganan penyakit jantung hingga ke tindakan bedah," kata Direktur RS Al-iIhsan dr Dewi Basmala MMars, Minggu (1/10/2023).
Dewi Basmala menyatakan, RS Al-Ihsan Bandung siap menjadi rumah sakit unggulan di Jawa Barat, khususnya menjadi rujukan bedah jantung.
"Saat ini RS Al-Ihsan telah mencapai tahap paripurna dalam menyelenggarakan prosedur bedah jantung. RS Al-Ihsan siap secara sarana dan prasarana serta SDM dokter dari berbagai tingkatan medis," ujar Dewi Basmala.
Sementara itu, Kadinkes Jabar dr Vini Adiani Dewi mengatakan, kesiapan RS Al-Ihsan dalam melaksanakan bedah jantung terbuka ini menjadi kabar baik bagi masyarakat di tengah tingginya antrean pasien yang membutuhkan tindakan medis serupa.
Untuk memperingati Hari Jantung Se-Dunia yang jatuh pada Sabtu 30 September 2023, RS Al-Ihsan dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar menggelar seminar Half Day Course Cardiac Jeopardy at Emergency Department di salah satu hotel di Kota Bandung. Acara ini diikuti ratusan dokter umum dan spesialis jantung.
Dalam acara itu juga diselenggarakan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) Kolalin E Stemi bersama Yayasan Jantung Indonesia dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (Perki) Bandung.
Diberitakan sebelumnya, Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Jawa Barat menyatakan, prevalensi penyakit jantung di Jabar mengkhawatirkan. Sebab, secara hitungan, angka pasien penyakit jantung di Jabar lebih tinggi dibanding nasional.
Ketua YJI Cabang Jabar Komar Hanif mengatakan, prevalensi penyakit jantung Jabar saat ini berada di angka 1,6 persen. Sedangkan untuk nasional mencapai 1,5 persen dari jumlah penduduk.
"Itu urutannya nomor 16 se-Indonesia, Jawa Barat. Tapi untuk kasus penyakit jantung koroner, Jawa Barat nomor 1. Tertinggi se-Indonesia," kata Komar usai menghadiri peringatan Hari Jantung Sedunia atau World Heart Day (WHD) 2023 tingkat Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (28/9/2023).
Melihat fakta tersebut, Komar menilai, masyarakat sangat penting untuk mendapatkan edukasi terkait penyakit jantung. Terlebih, pertolongan pertama bila terjadi henti jantung sangat penting dimiliki. "Di Jawa Barat ini uniknya nomor satu terjadi penyakit jantung koroner," ujar Komar.
Komar menyebut, jika masyarakat sudah diedukasi, sudah pasti akan menyebarkannya ke masyarakat lainnya. Pasalnya, tak sedikit masyarakat yang belum mengetahui penanganan kejadian henti jantung.
"Kalau terjadi di masyarakat, mereka harus tahu. Jangan sampai mereka gak tahu apa-apa. Sehingga mereka diberi pengetahuan juga dan peningkatan kemampuan bagaimana memberikan pertolongan pertama pada henti jantung," ucap Komar.
Sementara itu, Ketua Perki Kota Bandung Badai Bhatara Tiksnadi mengatakan, saat ini, tren penyakit jantung terus meningkat. Bukan hanya di negara maju, tapi juga di negara berkembang.
Menurut Badai, banyak kasus penyakit jantung dimulai di usia yang lebih muda. Dulu, yang biasa terkena penyakit jantung berusia 40 tahun ke atas, kini bisa terjadi di usia 30 tahunan. Karenanya, pencegahan penyakit jantung harus lebih dini dilakukan dan jangan sampai menunggu itu terjadi.
"Konsep mencegah itu penting. Tentu tidak mungkin kita bisa secara efektif yah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, bahkan harus melibatkan masyarakat," kata Ketua Perki Bandung.
Badai Bhatara menyatakan, akar penyakit jantung ini satu di antaranya gaya hidup tidak sehat, misalnya merokok, kurang olahraga, dan banyak main handphone.
"Karena diam saja (main HP), tidak bergerak kan. Kalau kita bergerak, darah mengalir, pembuluh darah akan jadi bagus. Kolestrol tidak akan membandel," ujar dia.
Editor: Agus Warsudi