get app
inews
Aa Text
Read Next : Terungkap! Alasan Lisa Mariana Tak Ditahan Meski Jadi Tersangka Ternyata karena Ini

Ridwan Kamil Siapkan Kurikulum Tanggap Bencana untuk Sekolah di Jabar

Jumat, 23 November 2018 - 17:21:00 WIB
Ridwan Kamil Siapkan Kurikulum Tanggap Bencana untuk Sekolah di Jabar
Petugas rescue saat menunjukkan demo soal penanganan terhadap korban bencana. (Foto: dok Humas Pemprov Jabar)

KARAWANG, iNews.id – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyiapkan kurikulum tanggap bencana untuk dunia pendidikan tahun depan. Hal ini dikarenakan Jabar masuk dalam provinsi di Indonesia yang rawan terhadap bencana alam.

Menurut Emil-sapaan akrabnya, lembaga pendidikan perlu merancang penerapan kurikulum tanggap bencana sebagai salah satu upaya mempersiapkan generasi mendatang pengetahuan dan wawasan soal mitigasi kebencanaan dan kesiapsiagaan.

"Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jabar akan memulai kurikulum tanggap bencana agar anak-anak sekolah siap saat menghadapi bencana seperti gempa bumi, gunung meletus, kebakaran, banjir, dan lain sebagainya," kata Emil, saat meluncurkan Program Pelajar Siaga Bencana Tahun 2018, di Yayasan Kharisma Darusalam, Jalan Raya By Pass Jomin Timur, Karawang, Jumat (23/11/18).


Emil menyebutkan, Indonesia khususnya Jabar merupakan salah satu daerah dengan potensi bencana alam yang tinggi. Karena sebagian besar wilayah Indonesia rentan dengan proses geologi, seperti gempa bumi, longsor, vulkanik, likuifaksi, hingga banjir.

Selain itu, Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar, yakni lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas Pantai Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Papua dan Maluku utara.

Di Jabar selama kurun waktu Januari 2018 sampai saat ini (November) telah terjadi 1.322 kejadian bencana alam. Rbuan bencana ini terdiri atas tanah longsor 351 kejadian, puting beliung 220 kejadian, Banjir 106 kejadian, kebakaran hutan 141 kejadian, kebakaran hunian 387 kejadian, gempa bumi dua kejadian, dan gelombang pasang lima kejadian.


Emil berharap, kurikulum tanggap bencana yang diinisiasi bisa diterapkan di seluruh sekolah di Jabar mulai Januari 2019. Dia mengaku telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Jepang terkait asistensi pengembangan kurikulum kebencanaan tersebut.

"Kami meniru yang ada di Jepang. Mereka yang luar biasa ini akan jadi mitra. Saya sudah kerja sama dengan JICA, Kota Yokohama, juga Pemerintah Jepang untuk memberi asistensi kurikulum berbasis bencana," ucapnya.

Diharapkan dengan adanya mitigasi kebencanaan dapat meminimalisir korban di kemudian hari karena kurangnya pengetahuan terkait persiapan dan kesiapan dalam menghadapi bencana.

"Kami ingin di masa depan anak cucu siap terhadap bencana dan potensinya sehingga bisa hidup berbudaya dan menyiasati takdir bencana yang memang secara geologis Indonesia ini rawan," kata Emil.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut