get app
inews
Aa Text
Read Next : Heboh Perempuan Saf Terdepan Salat Id, Ketua MUI Indramayu: Islam Al Zaytun Berbeda

Ridwan Kamil Angkat Bicara soal Polemik Salat Id Tidak Biasa di Al Zaytun, Ini Katanya

Rabu, 26 April 2023 - 10:36:00 WIB
Ridwan Kamil Angkat Bicara soal Polemik Salat Id Tidak Biasa di Al Zaytun, Ini Katanya
Imam, perempuan bergamis hijau, dan pria berkemeja batik tidak ikut sujud saat makmum sujud. (FOTO: tangkapan layar)

BANDUNG, iNews.id - Gubernur Jabar Ridwan Kamil angkat bicara soal polemik salat Idul Fitri di Ponpes Al Zaytun, Kabupaten Indramayu yang dianggap tidak biasa. Ridwan Kamil menunggu rekomendasi MUI Jabar untuk menindaklanjuti polemik tersebut.

Pemprov Jabar menyerahkan kewenangan untuk menganalisis dan menentukan tindakan yang akan diambil terhadap Ponpes Al Zaytun tersebut kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar.

"Itu (polemik salat Id di Ponpes Al Zaytun) wilayah kewenangannya MUI Jabar. Bukan kewenangan administrasi kepemerintahan. Masalah fiqih ya, kewenangannya (MUI). Nanti kalau ada rekomendasi dari MUI bahwa Pemerintah Jawa Barat harus ada follow up-follow up, baru kami tindak lanjuti," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

Diberitakan sebelumnya, beredar video pelaksanaan salat Id yang tidak biasa di Ponpes Al Zaytun. Dalam video yang beredar, tampak seorang perempuan berada di saf terdepan.

Selain itu, para makmum berjarak sekitar lebih dari satu meter. Bahkan ada seorang pria yang hanya duduk di kursi tanpa melakukan gerakan salat. Pria itu justru mengepalkan tangan di depan dada, seperti umat agama lain berdoa.

Bahkan, terdapat dua pengawal yang berdiri di belakang imam saat salat. Imam pun tidak sujud saat makmum sujud. Imam, perempuan bergamis hijau dan seorang pria yang mengenakan batik duduk di kursi.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu KH Satori menyebut Islam di Ponpes Al Zaytun berbeda dengan Islam umumnya. 

"Bahkan di dunia sekali pun. Mereka sama muslim, tapi ekslusif dan tertutup. Kami ulama di Indramayu tidak memahami alur pemikiran mereka. Tidak tahu apa mahzabnya,’’ kata Ketua MUI Indramayu, Selasa (25/4/2023).

Terkait salat Idul Fitri 1444 H di Ponpes Al Zaytun, KH Satori menyatakan, secara syariat, semestinya perempuan tidak boleh di depan barisan jemaah laki-laki. 

Jemaah perempuan harus di belakang laki-laki. Selain itu, saf salat berjamaah juga seharusnya rapat. Sebab, saat ini pandemi Covid-19 sudah berakhir sehingga semestinya tidak ada lagi jaga jarak di antara saf salat.

Secara hukum, ujar KH satori, salat Id di Al Zaytun sah. Karena yang penting dalam salat itu, syarat dan rukunnya terpenuhi maka dinyatakan sah.

Namun, aturan-aturan Rasullullah yang sunah-sunahnya, yaitu, meluruskan dan merapatkan barisan, serta posisi perempuan harus di belakang laki-laki, itu tidak dilakukan oleh Al Zaytun," ujar KH Satori.

Ketua MUI Indramayu menuturkan tidak bisa menyatakan Al Zaytun benar atau tidak benar dalam hal peribadatan atau pun sesat atau tidak sesat. 

Sebab, hal itu akan menimbulkan konflik horizontal dan perdebatan yang tidak berkesudahan.

"Namun baru ada di dunia ini ada orang sholat pakai jas dan dasi yang terkesan berlebihan. Padahal kalau sholat kan semestinya pakai libasuttaqwa (baju-baju ketaqwaan), bukan baju dinas kenegaraan," tutur dia.

KH Satori mengatakan, terkait persoalan Al Zaytun, MUI Indramayu telah menyerahkan sepenuhnya kepada MUI Jabar dan pusat. 

"Kami yang di daerah tidak punya power untuk mempengaruhi Al Zaytun. Kalau istilah orang bertanding, kami MUI Indramayu bukan lawan. Lawannya MUI provinsi atau pusat," ucap KH Satori.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut