Ratusan Kuburan di Sukaresik Tasikmalaya Terendam Banjir

TASIKMALAYA, iNews.id - Banjir yang melanda Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, sejak Jumat (19/6/2020), belum juga surut hingga Sabtu (20/6/2020). Selain merendam permukiman warga di lima kampung, banjir tersebut juga merendam ratusan kuburan di Kedusunan Cicalung.

Lokasi permakaman ini berada di perbatasan antara Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Banjir membuat sebagian makam nyaris tenggelam tertutup air, yang terlihat hanya batu nisan dan pepohonan.

Baca Juga

Update 20 Juni: Pasien Positif di Jabar Bertambah 18 Orang, Nihil Kasus Kematian

Salah seorang warga setempat, Ginanjar (35) mengatakan, ada sekitar 500 kuburan di permakaman itu yang terendam banjir. Kondisi ini terjadi setiap hujan deras turun. Sungai Citanduy meluap dan meluber ke lokasi permakaman tidak jauh dari sungai.

"Ketinggian banjir bervariasi. Ada makam yang hanya tergenang saja, tapi ada juga yang sampai terendam sampai tak terlihat batu nisannya," ucapnya.

Baca Juga

Tak Ada Penerima, 2,4 Ton Telur Bansos di Subang Dihancurkan

Bahkan, selama ini banjir sering kali menghambat proses pemakaman warga yang meninggal dunia. Pengubura terpaksa ditunda karena area permakaman terendam banjir. Kondisi ini diperparah lagi jika banjir tidak segera surut.

"Sering kejadian ada yang meninggal di saat permakaman terendam banjir. Penguburan terpaksa ditunda menunggu air surut. Masih mending jika air cepat surut. Tapi kalau waktu surutnya lama, maka jenazah harus disimpan dulu," katanya.

Baca Juga

1,2 Ton Telur Bansos Dimusnahkan, Pemkab Majalengka: Penerima Tidak Ada

Diketahui, Desa Tanjungsari kembali direndam banjir. Bahkan banjir kali ini lebih tinggi dan arus air lebih deras dibandingkan sebelumnya. Meski tidak ada korban jiwa, warga sulit beraktivitas karena rumah mereka terendam banjir. Ketinggian air di dalam rumah warga sekitar 50 sentimeter hingga 1,5 meter. Adapun area pertanian yang terendam banjir seluas 70 hektare.

Editor: Maria Christina