get app
inews
Aa Text
Read Next : Inggit Garnasih Kembali Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Profil KH Ahmad Sanusi, Keturunan Ulama Besar di Tatar Pasundan 

Jumat, 17 Februari 2023 - 10:45:00 WIB
Profil KH Ahmad Sanusi, Keturunan Ulama Besar di Tatar Pasundan 
Profil KH Ahmad Sanusi. (Foto: Antara)

BANDUNG, iNews.id - Profil KH Ahmad Sanusi menunjukkan darah kiai atau ajengan mengalir kuat dari leluhurya. Tidak hanya itu, semangatnya mencari ilmu agama sangat luar biasa, terbukti KH Ahmad Sanusi banyak berguru kepada ulama di Nusantara maupun timur tengah.

KH Ahmad Sanusi lahir pada malam Jumat tanggal 12 Muharram 1306 H, atau 18 September 1888 Masehi, di Kampung Cantayan, Desa Cantayan Kecamatan Cantayan Kabupaten Sukabumi. Daerah tersebut dulunya bernama Kampung Cantayan, Desa Cantayan Onderdistrik Cikembar, Distrik Cibadak, Afdeeling Sukabumi.

Selama masih kanak-kanak, KH Ahmad Sanusi banyak menimba ilmu di sejumlah pesantren. Dengan semangatnya yang luar biasa, KH Ahmad Sanusi menjadi ulama dengan keilmuan yang tinggi serta berkontribusi besar terhadap pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia. 

Berikut pofil KH Ahmad Sanusi yang dirangkum iNews.id dari berbagai sumber:

1. Darah ulama

KH Ahmad Sanusi merupakan putera ketiga dari KH Abdurrahim bin Yasin, pengasuh Pondok Pesantren Cantayan di Sukabumi dan juga keturunan dari Syekh Abdul Muhyi, penyebar Islam di Pamijahan Tasikmalaya.

Saat usia menginjak dewasa, KH Ahmad Sanusi mulai mengaji di beberapa pesantren di Jawa Barat. Tepat di usia ke-20 tahun, dia menikah dengan Siti Juwariyah binti Haji Afandi yang berasal dari Kebon Pedes, Baros, Sukabumi.

Seusai menikah, dia dikirim ayahnya ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus memperdalam ilmu-ilmu ke-Islaman. KH Ahmad Sanusi belajar di Mekkah selama 7 tahun. Di sana KH Ahmad Sanusi mendapat gelar imam besar Masjidil Haram. Dia juga berguru kepada ulama-ulama terkenal, terutama dari kalangan Al-Jawi (Melayu).

Pada tahun 1915, KH Ahmad Sanusi pulang ke tanah air dan membantu ayahnya mengajar di Pesantren Cantayan. Setelah berjalan tiga tahun, dia mulai merintis pembangunan ponpes sendiri bernama Pesantren Babakan Sirna Genteng di Kampung Genteng, sebelah utara Desa Cantayan. Dengan pendirian pesantren itu dia dikenal dengan sebutan Ajengan Genteng. 

2. Pemikiran

Salah satu guru KH Ahmad Sanusi adalah Syeikh Muhammad Rasyid Ridla. Gurunya itu merupakan salah satu ulama pembaharu asal Mesir yang banyak mempengaruhi pemikiran KH Ahmad Sanusi.

Ketika belajar di Mekah, Kiai Ahmad Sanusi telah mengenal ide-ide pembaharuan dari Syeikh Muhammad 'Abduh, Syeikh Muhammad Rasyid Ridla, dan Jamaluddin Al-Afghani, melalui buku-buku dan majalah aliran pembaharuan di Mesir. Pengaruh pemikiran tersebut menjadikannya ulama pembaharu ketika pulang ke Indonesia.

Akan tetapi, dia tidak meninggalkan mahzabnya, KH Ahmad Sanusi tetap mengikuti mazhab Syafi'i sebagaimana yang dilakukan kedua gurunya, Syeikh Ahmad Khatib dan Syeikh Mukhtar At-Tarid. Bahkan di bidang ilmu fikih yang juga merupakan keahliannya, Kiai Sanusi terkenal sangat kritis terhadap dalam menentukan hukum Islam.

Dalam bidang ilmu Alquran, Kiai Sanusi berpendapat bahwa terdapat empat kategori hukum dalam Alquran, yaitu berkaitan dengan keimanan dan kebebasan beragama dalam memilih dan menjalankan ketentuan-ketentuan agama, berkaitan dengan rumah tangga dan pergaulannya seperti pernikahan dan perceraian, keturunan dan kewarisan.

Juga berkaitan dengan prinsip kerja sama antarsesama umat manusia seperti jual-beli, sewa-menyewa, gadai dan lain-lain, berkaitan dengan pemeliharaan kehidupan, yaitu berupa peraturan pidana dan perdata untuk menghukum di antara sesama manusia yang melakukan kesalahan.

3. Tokoh Pergerakan

KH Ahmad Sanusi adalah tokoh Sarekat Islam dan pendiri Al-Ittahadiyatul Islamiyah (AII), sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan dan ekonomi.

Di awal Pemerintahan Jepang, AII dibubarkan dan secara diam-diam dia mendirikan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII). KH Ahmad Sanusi juga pendiri Pondok Pesantren Syamsul Ulum, Sukabumi. 

Selain itu, dia juga pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tahun 1945. Dengan kiprahnya yang besar terhdap bangsa ini.

4. Penghargaan

KH Ahmad Sanusi wafat pada hari Ahad, tanggal 31 Juli 1950 Masehi atau 15 Syawal 1369 Hijriah, saat usia 63 tahun, di Pesantren Gunung Puyuh. Jenazahnya dikebumikan di kompleks permakaman keluarga di sebelah utara dari Pesantren Gunung Puyuh, Kabupaten Sukabumi.
 
Untuk mengenang jasa-jasanya Pemerintah Kota Sukabumi, mengabadikan namanya menjadi nama salah satu jalan di Kota Sukabumi, yang menghubungkan antara Jalan Cigunung sampai dengan Degung, yaitu Jalan KH A Sanusi.
 
Selain itu, namanya diabadikan pula menjadi nama Terminal Type-A yaitu Terminal Type A KH Ahmad Sanusi di Jalan Jalur Lingkar Selatan yang berada di Kota Sukabumi.
 
Saat Ahmad Heryawan menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, KH Ahmad Sanusi dijadikan nama untuk Masjid Raya Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di jalan jalur lingkar selatan Cibolang Sukabumi.
 
Oleh Pejuang 1945, KH Ahmad Sanusi dikukuhkan menjadi perintis kemerdekaan Republik Indonesia, dan oleh Presiden Republik Indonesia HM Soeharto juga dianugerahi Bintang Maha Putra Utama pada tanggal 12 Agustus 1996 serta Bintang Maha Putra Adipradana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006.

Sementara itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara pada Senin (7/11/2022) menganugerahkan gerlar pahlawan nasional kepada KH Ahmad Sanusi. Gelar itu dianugerahkan berdasarkan Keputusan Presiden nomor 96/TK/2022, setelah sebelumnya Presiden Joko Widodo menyetujui usulan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan yang diketuai oleh Menkopolhukam, Mahfud MD.

Itulah profil KH Ahmad Sanusi yang merupakan ulama besar yang pernah dimiliki bangsa ini. Jasanya sangat besar dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut