get app
inews
Aa Text
Read Next : Heboh, Hiu Paus Terdampar di Pantai Eretan Kulon Indramayu

Potret Kemiskinan di Indramayu, Tukang Becak Ini Nafkahi Keluarga dengan Penghasilan Rp20.000 per Hari

Sabtu, 16 April 2022 - 10:50:00 WIB
Potret Kemiskinan di Indramayu, Tukang Becak Ini Nafkahi Keluarga dengan Penghasilan Rp20.000 per Hari
Nurudin dan istrinya Sutirah tinggal di rumah tak layak huni. (FOTO: ANDRIAN SUPENDI)

INDRAMAYU, iNews.id - Nurudin (40), seorang tukang becak warga Desa Ujungaris, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, belajar menerima keadaan dan terus bekerja tanpa henti untuk menafkahi keluarga. Dengan penghasilan Rp20.000-Rp40.000 per hari, Nurudin harus bisa menghidupi istri dan empat anaknya.

"Saya hanya seorang tukang becak yang setiap hari mangkal di wilayah Kecamatan Jatibarang. Dengan penghasilan segitu (Rp20.000-Rp40.000), jauh dari kata cukup untuk menghidupi istri dan empat anak saya. Tapi mau gimana lagi. Saya sudah berusaha semampu saya," kata Nurudin kepada MNC Portal Indonesia (MNI), Selasa (5/4/2022).

Nurudin mengaku, tidak jarang pulang tanpa membawa uang sepeserpun. Padahal dia telah seharian mencari penumpang di tempat biasa, mangkal bersama tukang becak lain. "Maklum lah mas, semenjak musim ojeg online, sekarang penumpang lebih memilih ojeg online daripada becak," ujarnya.

Nurudin bersama keluarganya tinggal di sebuah rumah yang kondisinya jauh dari kata layak dengan beralaskan tanah dan terkesan kumuh. Selain itu, atapnya pun sudah lapuk dan kerap bocor saat turun hujan. 

Tembok rumah yang sudah mulai retak seakan memperjelas kondisi tidak layak rumah itu. Bahkan, pasokan listrik dari PLN pun tidak tersalurkan. Tidak ada kata sempurna di semua sisi rumah yang ditempati keluarga Nurudin tersebut.

"Selama ini rumah saya belum dipasang listrik, karena saya belum ada biaya untuk memasangnya. Ini juga beberapa lampu dapat nyalur dari rumah saudara saya," tutur Nurudin.

Katirah (38), istri Nurudin, mengatakan, dia bersama Nurudin sudah sekitar 30 tahun tinggal di rumah dengan kondisi seperti itu dan serba kekurangan. "Dengan penghasilan suami saya sebagai tukang becak memang jauh dari kata cukup. Jika tidak ada duit terpaksa harus pinjam ke saudara ataupun tetangga. Sekarang juga hutang saya sudah banyak," kata Katirah.

Katirah menyampaikan, saat ini dirinya telah memiliki empat orang anak, paling kecil berusia 5 tahun. "Sebetulnya saya sudah memiliki enam anak. Namun yang dua meninggal, jadi anak saya sekarang ada empat. Dua anak saya tinggal bersama saya di rumah ini, sedangkan yang dua lagi tinggal bersama saudara saya," ujarnya.

Sementara itu, Saripin (51), kepala dusun mengatakan, sejauh ini pihak pemerintah desa sudah mengupayakan berbagai macam bantuan untuk keluarga Nurudin, di antaranya Program Keluarga Harapan (PKH), pengadaan toilet, termasuk rutilahu dari pemerintah desa. Semua bantuan-bantuan itu keluarga Nurudin dapat.

"Namun, ketika mendapat rutilahu dari pemerintah pusat Nurudin menolak dengan alasan untuk biaya penanggulangannya tidak ada, di antaranya biaya tukang dan konsumsinya," kata Saripin saat mendampingi MNC Portal berkunjung ke rumah keluarga Nurudin.

Saripin menyatakan, tak hanya itu, saat mendapatkan program pemasangan listrik murah dari pemerintah desa, Nurudin pun kembali menolak, karena harus mengeluarkan biaya pemasangan Rp400.000.

"Penolakan bantuan listrik murah karena harus mengeluarkan biaya sebesar Rp400.000. Lantaran ada penolakan dari yang bersangkutan (Nurudin), sampai sekarang keluarga Nurudin belum mendapat bantuan rutilahu dari pusat dan listrik murah dari desa. Alasannya, memang karena ekonomi untuk biayai lain-lainnya," ujar Saripin.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut