Posting Meme Amien Rais, Anggota DPRD Karawang Babak Belur Dikeroyok

KARAWANG, iNews.id – Seorang anggota DPRD Kabupaten Karawang, Hitler Nababan, babak belur dihajar puluhan orang, Selasa (22/5/2018). Aksi pengeroyokan itu diduga karena korban mem-posting dan menyebarkan meme yang dianggap melecehkan Amien Rais dan Rizieq Shihab melalui WhatsApp Group. Kini kasus pengeroyokan tersebut ditangani Polres Karawang.

Dalam video amatir berdurasi 2 menit 23 detik terlihat puluhan orang menerobos masuk ke ruang Sekretariat DPRD Kabupaten Karawang untuk mencari Hitler Nababan. Setelah bertemu dengan Hitler Nababan, puluhan orang yang sudah tersulut emosi langsung menghujani anggota Dewan dari Partai Demokrat itu dengan pukulan dan tendangan.

Sejumlah orang berusaha menahan orang-orang yang menyerang Hitler, termasuk dari massa yang datang. Namun, Hitler masih tetap dikeroyok. Akibat serangan itu, korban babak belur dan dilarikan ke rumah sakit.

Untuk meredam amarah puluhan anggota ormas Islam, Polres Karawang langsung mengamankan Hitler Nababan dari kepungan massa. Sementara itu, Hitler Nababan dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk segera mendapatkan perawatan medis karena babak belur dihajar massa.

Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya mengatakan, Polres Karawang juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan DPRD Karawang untuk memediasi pertemuan dengan pihak-pihak terkait. “Terkait penanganan secara hukum, apabila memang ditemukan tindak pindana dan ada laporan dari korban, maka kami akan proses sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” kata Slamet Waloya.

Terkait kejadian itu, Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Bambang Maryono menyayangkan tindakan salah satu anggota Dewan mem-posting meme yang dianggap melecehkan Amien Rais dan Rizieq Shihab. Sebab bagi para pengikutnya, kedua tokoh nasional itu sangat dihormati. Aksinya itu memicu aksi pengeroyokan oleh massa ormas Islam terhadap Hitler di ruang Sekretariat DPRD Kabupaten Karawang Selasa sore.

“Lepas dari apapun, saya pikir, apa yang dilakukan itu adalah tindakan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang pejabat daerah yang seharusnya memberikan kesejukan, memberikan panutan yang positif kepada masyarakat. Mungkin itulah yang menyulut kemarahan dari sebagian warga,” kata Bambang Maryono.